Sumi (42), warga Dusun Sukajadi Desa Pulo Dogom, Kecamatan Kualuh Hulu dikeroyok BD dan 2 anaknya sehingga tubuhnya memar dan jidatnya bocor dipukul menggunakan batu, Senin (3/6/2013) sekira pukul 15.00 WIB di areal PT Sinar Mas, lokasi korban dan pelaku menggembalakan lembu.
Perselisihan antara Sumi dan BD berawal ketika beberapa lembu milik korban tidak bisa dipisahkan dari kumpulan lembu milik BD, wanita yang merupakan tetangga sekampungnya.
Lembu bukan saja tidak dapat dipisahkan di lokasi pengembalaan, tetapi sampai tidur pun lembu milik korban masuk ke kandang milik BD.
Tarmini (62), ibu dari Sumi yang mendampingi korban ketika di RSU Pemkab Labura di Aek Kanopan menjelaskan, antara Sumi dan pelaku selama ini merupakan teman dekat. Tetapi dalam semingu terakhir, tiba-tiba hubungan kedua nya jadi renggang, hal itu diduga dipicu karena pelaku BD tak rela jika lembu milik Sumi ikut ngandang di rumahnya.
Selama ini, kata Tarmini sebagaimana dikutip dari metrosiantar, lembu korban dan pelaku selalu bersatu saat digembalakan dan mereka berdua turut menjaga di lokasi yang sama. Namun, semingu terakhir pelaku mulai protes jika lembu milik korban ikut ngandang di rumah Bd.
Sumi pun diingatkan oleh pelaku menjaga lembunya agar tidak menyatu dan turut ke rumah BD, namun korban Sumi nampaknya tak bisa melarang lembunya agar tidak bersatu dengan lembu milik BD.
Puncaknya Senin lalu, saat keduanya sedang mengembala di lokasi yang sama terjadilah perkelahian mulut antara korban Sumi dan BD.
Keduanya saling jambak. Melihat hal itu, kedua putra BD yang berada di lokasi pengembalaan turut menganiaya Sumi sehinga jidat kanan Sumi pecah bercucuran darah dipukul pakai batu oleh salah seorang anak pelaku yang berinisial DN dan AD.
Melihat kepala nenek bercucu satu ini berlumuran darah, Lisa anak Sumi yang duduk di kelas 1 SMP, pulang ke rumah dan melaporkan kejadian itu kepada tetangga serta keluarga, kemudian Sumi dijemput keluarga dari lokasi pengembalaan lembu.
Sumi kemudian dibawa ke RSU Pemkab Labura dan mendapat 4 jahitan di bagian kening. Kemudian dengan dibonceng tukang ojek, Sumi membuat laporan di kantor polisi. Sementara Timan, suami korban sedang bekerja di Jakarta sebagai supir. Korban sempat mendatangi kantor Satlantas untuk membuat laporan.
''Kami berharap masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan saja. Pelaku bertanggungjawab mengobati korban. Tapi semua tergantung Sumi sendiri karena lukanya di kepala dikhwatirkan berpengaruh dengan saraf yang lain,'' kata Tarmini.
Sementara Sumi yang ditemui di RSU Labura belum bisa diajak bicara karena dirasakannya di bagian kepala masih pening.
''Nantilah ya pak saya masih oyong,'' kata Sumi. [ans]
KOMENTAR ANDA