Gara-gara dituduh selingkuh, Venna tutup pintu rujuk. Ia minta semua tuduhan itu dibuktikan.
Ivan Fadilla Soedjoko merasa tidak pernah menuding istrinya, Venna Melinda selingkuh dengan pria idaman lain (PIL). Tudingan miring terhadap Venna itu justru didengar Ivan dari orang lain. Setiap kali ditanyakan mengenai tudingan miring itu, Abang Jakarta 1993 ini mengaku tidak pernah mengetahuinya langsung.
''Selama ini saya hanya bilang, ‘Laki-laki itu’,'' jelas Ivan usai sidang perceraian lanjutan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, kemarin.
Selama ini, Ivan tidak pernah menyebutkan nama pria anggota DPR berinisial nama HLS yang dekat dengan istrinya tersebut.
''Di media atau di depan anak-anak, saya selalu menyebutkan 'laki-laki' itu,'' jelas Ivan.
Jika ingin tahu lebih banyak mengenai tudingan perselingkuhan Venna dengan ‘laki-laki itu’, Ivan malah meminta agar ditanyakan ke Varrel Bramastya (16), anak sulungnya.
''Silakan tanyakan ke Varrell,'' ujar Ivan.
Meski begitu, Ivan mengaku siap jika diminta oleh hakim untuk membuktikan identitas ‘laki-laki itu’ yang dikabarkan dekat dengan Venna.
''Mereka (Venna) seharusnya mengklarifikasi. Tapi kami akan buktikan dengan fakta hukum,'' timpal Milano Lubis, kuasa hukum Ivan.
Ada atau tidak tudingan perselingkuhan, Milano akan membuktikannya dalam sidang.
''Varrell sudah besar. Malah ada beberapa info itu saya dapatkan dari Varrel,'' ujar Ivan.
Venna mengaku kecewa ketika mendengar kabar perselingkuhan dirinya dengan HLS, rekannya di Komisi X DPR. Puteri Indonesia 2004 ini tidak bisa menerima tudingan miring itu. ''Saya jelas kecewa,'' tegas Venna.
Anggota DPR dari Partai Demokrat itu semakin kecewa lagi lantaran Ivan menyampaikan tudingan miring tersebut kepada Varrell dan Athala, kedua anaknya.
''Tidak dikembalikan baik-baik ke orangtua saya, padahal saat menikah 7 Desember 1995, saya baik-baik dengan mas Ivan, saya sudah kecewa. Apalagi ditambah kabar itu,''jelas pemain film Catatan Si Boy ini.
Venna menegaskan, dirinya sudah tidak mungkin kembali dan memperbaiki hubungan perkawinan dengan Ivan. ''Yang ada saya malah dizholimi dan dituduh miring tanpa ada bukti yang jelas,'' ujar Venna yang tampak emosi dengan mata berkaca-kaca.
Agenda sidang yang kemarin sempat diskors ini adalah pembuktian dari pihak tergugat (Venna). Ada terparkir sebuah mobil Jaguar warna silver dengan nopol B 1168 RG tahun 2002. Toyota Alphard hitam yang biasa dipakai Venna tak dibawanya. Mobil Jaguar tadi sengaja ia bawa sebagai salah satu bukti.
Mobil jaguar ini pernah direlakan Venna untuk diambil Ivan. Tapi Venna tak mau melepas villa di Bali dan sebuah rumah di Jakarta karena ia menyebut dua aset terakhir itu sebagai hasil keringatnya.
Selain Jaguar, Venna juga menyerahkan bukti berupa BPKB mobilnya tersebut, dan surat-surat penting lain. Venna juga menyertakan bukti berupa akta pernikahannya dengan Ivan, 7 Desember 1995, dan akta kelahiran Varrell dan Athala.
''Apa yang diminta mas Ivan itu punyanya mbak Venna. Mbak Venna tidak meminta harta karena ingin menyepakati perjanjian pra nikah 1995,'' kata Anantha Budihartika, kuasa hukum Venna seperti disiarkan Rakyat Merdeka Online.
Sejumlah harta bersama yang diminta oleh Ivan cukup banyak. Dari banyaknya harta benda yang diminta Ivan dalam memori sita marital, Venna tidak begitu saja memberinya dengan mudah.
Ivan minta pengadilan menyita harta bersama. Menurut Venna, selama lebih 17 tahun merajut biduk perkawinan dengan Ivan, hanya dua harta benda yang diberikan suaminya, yakni Toyota Alpard B 712 IV dan sebuah rumah yang berada di Jalan Paso, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan.
Mobil Alphard itu hadiah Ivan untuk kehamilan Venna yang ketiga, saat mengandung Rivanno, tetapi keguguran dua tahun lalu. Sedangkan rumah di Jalan Paso didirikan atas nama Venna.
Rumah itu merupakan tanggung-jawab Ivan pada istri dan anak-anaknya. Rumah tersebut jadi tempat tinggal perempuan kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 20 Juli 1972 ini. Rumah itu diperoleh Ivan dan Venna dengan cara kredit. [ans]
KOMENTAR ANDA