Masuk daftar figur dermawan se-Asia Pasifik, pamor Jusuf Kalla (JK) makin mendunia. Bekas Ketua Umum Partai Golkar itu dinilai punya modal kuat untuk nyapres lagi. Untuk itu, JK diminta segera menentukan pilihan partai politik yang bisa mengusung dirinya di Pilpres 2014.
Aktivitas JK di Palang Merah Indonesia (PMI) dipantau dunia.
Majalah Forbes 10 Juni mendatang bakal melansir daftar 48 orang dermawan se-Asia Pasifik. Dari Indonesia muncul empat nama pengusaha salah satunya Jusuf Kalla. Tiga lainnya adalah perancang busana Anna Avantie, Bos Sido Muncul Irawan Hidayat dan pendiri sekaligus Chairman Group Mayapada M Tahir.
Salah satu parameter yang digunakan Forbes menempatkan JK masuk dalam barisan dermawan se-Asia Pasifik adalah lantaran aktif di PMI dan berhasil mendongkrak cadangan kantong darah di Indonesia. Selain itu kegiatan sosial JK di Kalla Foundation yang menggelontorkan 1,3 juta dolar AS per tahun untuk membiayai sekolah anak-anak miskin di Bone Sulawesi Selatan juga masuk poin penilaian.
Dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Syafuan Rozi menilai, rilis Forbes yang menempatkan JK sebagai salah seorang pengusaha dermawan bisa menjadi media kampanye positif baginya untuk nyapres.
''Tentunya rilis Forbes itu bisa jadi modal kampanye. Rilis Forbes itu lebih bagus ketimbang JK memamer-mamerkan dirinya di media. Artinya masyarakat internasional dan dalam negeri mengakui apa saja yang dilakukan JK,'' kata Syafuan seperti disiarkan Rakyat Merdeka Online.
Namun, lanjut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini, prestasi itu menjadi tidak berkontribusi memuluskan peluang atau kans JK di pilpres, jika saudagar Makassar itu tidak punya kendaraan politik untuk nyapres.
''Sesering apapun JK mendapat penghargaan, bagaimanapun diakuinya JK di mata internasional, jika tak punya kendaraan politik ya berat. JK sudah mengatakan tak akan ikut konvensi Demokrat. Sementara untuk kembali ke Golkar ada Ical, ke Nasdem belum jelas. Yang harus dilakukan JK itu mencari partai,'' imbuhnya.
Media officer JK, Husain Abdullah, yang dikonfirmasi mengenai hasil riset Forbes tersebut tidak mau berlebihan mengomenntari.
''Sebenarnya kalau tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu. Tetapi di era keterbukaan informasi seperti ini semua sudah serba mudah diketahui,'' katanya mengutip pernyataan JK mengenai riset tersebut.
Menurut Husain, JK membantah jika riset Forbes itu dibuat untuk memuluskan langkah JK. Sebab JK sudah melakukan kegiatan sosial jauh sebelum aktif di pemerintahan.
Bukan hanya itu, dipaparkan Husain, masyarakat juga banyak yang tidak tahu kalau hampir seluruh kiai di Sulawesi Selatan (Sulsel) mendapat asuransi jiwa dan kesehatan dari JK.
''Syaratnya cuma satu yaitu sudah pernah khotbah Jumat lima kali di mesjid. Dan itu sudah berlangsung sejak tahun 70-an,'' tambah dia.[ans]
KOMENTAR ANDA