Anggota DPRD Kabupaten Dairi, Pissher Agustinus Simamora merasa miris minimnya perawatan terhadap sejumlah aset. Salah satu di antaranya Stadion Lama di Kota Sidikalang.
Dulunya, lapangan itu rutin dimanfaatkan warga untuk berbagai kegiatan termasuk acara pemerintahan. Sekarang, berubah jadi "sarang ular". Rumput tumbuh subur menyelimuti permukaan tanah hingga tribun. Atap dan tempat duduk raib.
Persoalan itu, kata dia sebagaimana dikutip dari analisadaily, tidak terlepas dari rencana dan angan-angan yang terlalu mengambang. Semula, PDAM Tirtanciho mau bikin tower. Maket atau gambar sudah disajikan menelan biaya mahal.
"Ditunggu-tunggu, rencana tingggal rencana hingga desain itu tak diketahui dimana. Masyarakat jadi kesulitan mendapatkan sarana olah raga dan area bermain. Paling tidak, pembiaran itu jadi areal menyejukkan untuk reproduksi nyamuk. Padahal, di dekatnya terdapat permukiman dan sekolah. Artinya, juga berbahaya bagi kesehatan. Kurangnya kepedulian berakibat pada penyengsaraan rakyat. Warga takut melintas, mana tahu ketemu hantu. Sudah seperti "rumah hantu". Coba ke sana malam hari," beber Pissher.
Dia menilai kinerja pemerintah jauh dari harapan. Opini Badan Pemeriksa Keuangan memberi nilai wajar dengan pengecualian (WDP) bukan jaminan pengelolaan keuangan tanpa masalah. Ketua Persatuan Sepak Bola Seluruh Dairi (PSSD), Drs Passiona Sihombing MBA mengatakan, kecewa atas kurangnya kepedulian pemerintah.
Semula, ujar dia, stadion lama diproyeksikan untuk penyediaan taman kota disertai tower air minum. Karenanya, stadion dialihkan ke Panji Sibura-bura. Sayangnya, aset baru tak berfungsi maksimal sedang lokasi lama diterlantarkan. [ans]
KOMENTAR ANDA