Masih ingat dengan Helena Martha Friska Saragih Napitu, siswi SMA Methodis 2 Medan?
Beberapa hari lalu, media memberitakan soal prestasinya. Saat itu ia mengaku senang dan bangga bisa mendapatkan prestasi sebagai peraih nilai Ujian Nasional (UN) tertinggi di Sumatera Utara sekaligus peringkat kedua secara nasional.
Putri dari Albert Marolf Saragih Napitu dan Eles Naiborku itu, meraih nilai rata-rata 9,78 di bawah siswa asal Bali, Ni Kadek Vani Apriyanti, siswa SMAN 4 Denpasar. Vani meraih nilai 9,87.
Namun, kabar terbarunya adalah Helena tak lolos masuk Perguruan Tinggi Negeri melalui sistem Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur undangan.
Tokoh Pendidikan Sumatera Utara Sofyan Tan pun angkat bicara. Ia bilang jika sistem penerimaan mahasiswa jalur SNMPTN mengikuti pola perekrutan perguruan tinggi luar negeri seperti Oxford dan Harvad, yang mengacu pada rekam jejak siswa dari sekolah dasar dan sekolah menengah umum, maka dipastikan siswa yang berprestasi seperti Helena Martha Friska Saragih tidak mengalami kegagalan.
Sofyan terang-terangan menuding jika sistem Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) melalui jalur undangan belum jelas dan tidak transparan. Indikasinya adalah siswa yang memiliki rekam jejak bagus disekolah belum tentu lulus dan diterima di perguruan tinggi favorit.
"Sistem penerimaan kita ini sudah salah. Gak logikan anak secerdas dia (Helena) bisa gak lolos SNMPTN. Ada apa ini, malu kita sama negara luar. Malah yang masuk itu memiliki rekam jejak biasa saja disekolahnya," kesal Sofyan Tan kepada MedanBagus.Com sesaat lalu, Rabu (29/5/2013).
Lebih lanjut Sofyan menambahkan, seringnya kasus seperti ini dialami para siswa-siswi berprestasi di Indonesia, akhirnya membuat anak-anak terbaik beralih mengabdikan diri mereka di luar negeri dari pada mengabdikan diri di negara sendiri.
"Kita tidak menutup mata, berapa banyak siswa-siswi yang berprestasi memilih berkarir di luar negeri. Ini dikarenakan negara kita lebih mengutamakan siswa titipan para pejabat penting, ketimbang yang benar-benar punya potensi," imbuhnya.
Meskipun Helena Martha Friska berasal dari Sekolah Menengah Umum swasta di Medan, namun namanya sudah tercantum dalam sejarah pendidikan tanah air dan mengharumkan nama Sumatera Utara khususnya Kota Medan.
Begitupun Sofyan selaku tokoh pendidikan Sumut, tetap terus memberikan dorongan kepada Helena agar tidak berpatah arang. Masih ada jadwal seleksi berikutnya yakni Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri yang diperkirakan berlangsung beberapa bulan lagi. [rob]
KOMENTAR ANDA