Dian Saraswati, orangtua siswi SMAN 15 Medan, Gita Saraswati (17) yang dinyatakan tidak lulus UN 2013, akan mensomasi pihak sekolah, Diknas Medan, dan Kementerian Pendidikan Nasional.
Hal itu dilakukan sebagai tanggungjawabnya sebagai orang tua yang menuntut keadilan.
"Saya tidak terima dan akan minta keadilan," kata Dian kepada wartawan Rabu (29/5/2013) di Medan.
Dian bilang, dirinya juga sudah meminta lembar jawaban dan nilai hasil ujian putrinya kepada pihak sekolah dan dinas pendidikan agar dapat dikoreksi bersama- sama secara transparan, namun tidak diberikan dengan alasan tidak bisa ditunjukkan.
"Saya merasa ini ada permainan dan saya curiga kenapa tidak dikasih nilainya dan dikoreksi sama- sama, jadi saya tidak terima," ujarnya.
Menurut Dian, dirinya curiga mengapa nilai Bahasa Indonesia putri bungsunya itu hanya 0,8, yang artinya cuma benar empat.
"Harusnya kan dikasih saja walaupun benarnya hanya 4, biar kita tahu dimana letak salahnya," katanya lagi.
Namun Dian enggan berspekulasi soal karutmarut pelaksanaan UN, apalagi sebelumnya Diknas Sumut merevisi jumlah siswa yang tidak lulus UN, dari
4.564 menjadi hanya 291 siswa saja.
Sementara Gita juga tak percaya dinyatakan tak lulus UN dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dia mengaku mampu menjawab semua soal- soal ujian itu, bahkan telah mengujinya kembali di rumah.
Dari 50 soal yang diuji, dia yakin mampu menjawab dengan benar lebih dari 30 soal. Namun, kenyataannya dari hasil UN itu ia dinyatakan hanya mampu menjawab 4 soal.
Beberapa soal UN Bahasa Indonesia yang diingatnya antara lain pertanyaan mengenai EYD, premis, melengkapi kalimat dan puisi Khairil Anwar. Pertanyaan lain adalah penggunaan huruf besar dan huruf kecil pada judul dan penggunaan kalimat utama yang ide pokoknya ada 15 jawaban.
"Sekali baca saya langsung tau. Karena sebelumnya sudah belajar dari soal-soal UN tahun lalu. Bahkan usai menjawab, saya juga menerawang hasil bulatan pekerjaan saya. Ada gak jawabannya melewati garis," ujar Gita.
Yang membuat Gita lebih kecewa adalah, seorang siswa yang terbilang prestasi jauh di bawahnya dinyatakan lulus UN. "Padahal cara menjawab soal UN saja dia gak tau," imbuhnya.
"Saya juga yakin, ini bukan sistemnya yang error karena kalau error nggak mungkin ada skornya yang 0,8 itu," tandas gadis manis kelahiran Balik Papan tersebut. [ded]
KOMENTAR ANDA