Seperti biasa, politisi Demokrat Ruhut Sitompul selalu ''melegakan'' grup Cikeas. Kali ini dia membantah kabar soal skenario yang sedang dipersiapkan SBY untuk mempertahankan kekuasaan di 2014.
Secara terperinci, Ruhut membantah isu itu satu per satu. Misalnya soal isu bahwa SBY sedang membuat skenario tahap pertama dengan mengendalikan TNI dan Polri, dan secara khusus menempatkan Letjen Moeldoko sebagai Panglima TNI dan Inspektur Jenderal Putut Eko Bayuseno sebagai Kapolri.
"Isu itu tidak benar. Kepada yang meniupkan isu itu, saya berpesan ojo kesusu, jangan terburu-buru. Soal Panglima dan Kapolri itu kita serahkan pada Bapak Presiden. Itu tidak terkait dengan skenario-skenario," kata Ruhut Sitompul sesaat lalu Rabu, (29/6).
Ruhut pun membantah isu selanjutnya bahwa SBY sedang mempersiapkan Pramono Edhie Wibowo untuk menjadi Ketua Umum Demokrat dan capres melalui konvensi. Ruhut memastikan bahwa jabatan Ketua Umum Demokrat akan dipegang hingga 2015, atau setahun setelah pilpres. Soal konvensi, hingga saat ini tidak ada skenario untuk mencalonkan Pramono Edhie, dan apalagi mengawinkannya dengan Mahfud MD.
"Aku sendiri secara pribadi dukung Pramono Edhie. Dia itu anak Sarwo Edhie, tokoh ABRI yang reformis, tegas, dan santun. Ibarat buah apel tak jauh dari pohonnya, Pramono juga tegas dan santun. Beliau bersih dari korupsi dan pelanggaran HAM. Itu dukungan pribadi," tegas Ruhut sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.
Ruhut pun membantah isu SBY dan Demokrat sedang membuat skenario untuk membabat partai lain, berserta tokohnya.
SBY, kata Ruhut, misalnya, karena kecintaan pada Indonesia, tidak pernah membawa dugaan pelanggaran HAM Prabowo dan Wiranto ke luar negeri, dengan argumentasi bahwa Indonesia juga memiliki peradilan HAM sendiri.
"Hubungan Prabowo, Wiranto dan Bapak (SBY) sangat baik. Kalaupun kita mau berkompetisi, maka itu kompetisi sehat. Tidak dengan cara menjelekkan orang lain," kata Ruhut.
"Begitu juga dengan Aburizal Bakrie. Hubungan Bapak SBY dengan Aburizal sangat baik, dan kami dengan Golkar sering berkoalisi di Pilkada," sambung Ruhut, membantah kabar bahwa SBY pun sedang membuat skenario untuk menjatuhkan Aburizal dan Golkar.
Hal yang sama, ungkap Ruhut, SBY dan Demokrat sama sekali tidak pernah membuat skenario untuk menjatuhkan partai lain, seperti PKS dan PDI Perjuangan. Bila pun partai-partai lain itu terkena kasus hukum maka itu murni persoalan hukum partai tersebut, dan tidak ada kaitannya dengan SBY.
"Bapak SBY merupakan tokoh dan negarawan Indonesia yang paling menjunjung tinggi hukum. Tidak tidak benar isu menunggangi kasus hukum untuk kepentingan politik itu," tegas Ruhut. [ans]
KOMENTAR ANDA