MBC. Mantan pejuang Mujahidin Indonesia yang juga adik kandung dari pelaku teror bom Bali Amrozi mengaku menyesal telah ikut dalam gerakan yang dipimpin saudara kandungnya itu.
Menurutnya sikap radikalisme yang dilakukan abangnya itu sudah menyimpang dari ajaran Islam sesungguhnya.
Kepada MedanBagus.Com, Selasa (28/5/2013) Ustad Ali Fauzi menuturkan, pada dasarnya ia tidak sepakat dengan target pemboman yang ditetapkan kelompok Amrozi. Pasalnya kelompok ini tidak memikirkan dampak dari ledakan yang ditimbulkan khususnya dari pihak sipil atau pribumi.
"Berulang kali saya jelaskan kepada abang saya dan kelompoknya untuk merubah target pemboman, namun omongan saya tidak dihiraukan. Itulah alasan mendasar saya keluar dari jaringan ini," terangya.
Ali menambahkan, semenjak dirinya keluar dari kelompok Jama'ah Islamiah dan kelompok Mujahidin Indonesia, kehidupan pribadinya menjadi normal. Segala bentuk kegiatan positif dapat dilakukannya semisal mengajar di pesantren dan sekolah tsanawiyah.
"Sekarang saya bisa berkumpul dengan keluarga. Untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, saya mengajar di beberapa sekolah seperti pesantren dan Tsanawiyah," tambahnya.
Untuk diketahui Ustad Ali Fauzi pernah bergabung di kelompok Mujahidin, ditempatkan di Mindanao Filipina dan bertugas sebagai instruktur perakit bom, mulai dari daya ledak rendah hingga daya ledak tinggi.
Tidak hanya itu, ustad Ali juga telah dipenjara selama 3 tahun lebih dan sekarang ini membantu Badan Nasional Penanggulangan Teroris sebagai pemberi saran kepada pemerintah dalam menanggulangi aksi terorisme ditanah air. [rob]
KOMENTAR ANDA