Sikap Farhat Abbas mengendur. Pengacara muda yang ditetapkan tersangka oleh Polda Metro Jaya itu mengaku sangat heran dengan sikap keras Anton Medan, orang yang melaporkannya atas tuduhan penghinaan etnis.
Sebagai seorang ustad, kata Farhat, harusnya dia memediasi dan memberi kesejukan. Bukan malah membuat masalah menjadi runyam.
"Ustad itu nggak boleh angkuh, nggak boleh sombong. Nabi Muhammad itu selalu mengampuni yang menghinanya," ujar dia Sabtu malam (25/5/2013).
Untuk masalah ini, Farhat mengaku sudah dua kali bertemu Anton Medan untuk minta maaf. Pertama usai debat di TVOne sekitar dua bulan lalu. Waktu itu, dia sampai mencium tangan Anton untuk minta maaf. Kedua, dua minggu lalu bertemu langsung dengan Anton dan istrinya.
"Bahkan saya sudah berfoto-foto dengannya," ungkapnya sebagaimana disiarkan JakartaBagus.Com.
Dengan Ahok, sapaan Basuki Tjahja Purnama, Farhat memang belum bertemu langsung. Namun, dia mengaku sudah beberapa kali meminta maaf. Mulai lewat twitter, di koran, sampai di televisi.
"Kalau ada yang memediasi untuk minta maaf lagi, saya juga bersedia bertemu," janjinya.
Farhat sangat ingin kasus ini dihentikan. "Bukan bermaksud ingin mengecilkan masalah. Tapi, kasus yang ada yang diperlebar. Dia (Anton) kan sudah caci maki saya. Apa belum cukup. Jadi sudahlah, jangan begitu. Nggak baik itu," imbuhnya.
Untuk Ahok, Farhat minta bersedia turun tangan. "Jadi pemimpin itu harus bijak. Kalau membiarkan kasus ini maju sampai meja hijau, akan terjadi pro kontra di masyarakat. Akan panjang lagi. Itu nggak baik," tandasnya.[ans]
KOMENTAR ANDA