Sejumlah elit Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gerah atas rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam waktu dekat. Soalnya kebijakan itu dinilai sangat tidak populis.
''Saya pikir wacana (PKS keluar dari koalisi) ini dilontarkan karena dalam waktu dekat pemerintah dan kelompok koalisi ingin menggulirkan kebijakan yang tidak populis, yaitu menaikkan harga BBM,'' kata pengamat politik Rico Marbun Jumat (24/5/2013).
Karena itulah, sambung Rico sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online, yang membuat kemungkinan Fahri Hamzah tidak ingin ada imbas negatif kebijakan menaikkan harga BBM mempengaruhi tingkat pilihan publik atas PKS. Apalagi ditambah dengan derasnya arus pemberitaan seputar dugaan suap akhir-akhir ini.
''Jika statement untuk keluar dari koalisi dan menentang kebijakan SBY untuk menaikkan BBM adalah langkah 'genuine' untuk menunjukkan keberpihakan pada rakyat. Bisa saja ada insentif elektoral bagi PKS.'' [ans]
KOMENTAR ANDA