Manuver Walikota Medan Nonaktif Rahudman Harahap yang menyebutkan tidak ada istilah Pelaksana Tugas di Pemko Medan kini jadi acuan jajaran SKPD dalam bekerja.
Gocekan awal Rahudman untuk tidak mengakui keberadaan Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin dan yang ada hanya Dzulmi Eldin tetap Wakil Walikota itu, dimulai saat mengumpulkan pimpinan SKPD dan wartawan di Rumah Makan Lembur Kuring, Medan, Kamis (16/5) silam.
Komentar dan pendapat dari Kementerian Dalam Negeri pun tak mampu mengalahkah isi keputusan yang diucapkan Rahudman di Lembur Kuring itu. Hebat!
Padahal Dirjen Otda Kementerian Dalam Negeri, Djohermansyah Djohan bilang, Rahudman jangan Politisir SK penonaktifan dirinya sebagai Walikota Medan. Mempersoalkan istilah "Plt" itu tidak relevan, dan mengindikasikan Rahudman sebagai pamong tidak paham undang-undang, kata Djohan.
Manuver sang bintang jalan terus, tak peduli komentar dan pendapat dari Jakarta.
Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin pun rupanya sudah dalam genggaman Rahudman. Sang Plt tak bergerak, tak berkutik apalagi bersuara.
Sepatah kata yang disampaikan Plt pun hanya agar selamat dari kejaran media, untuk selanjutnya menghirup udara, agar punya nafas selanjutnya.
Alih-alih takut dengan Jakarta, Rahudman malah bertandang ke tempat nongkrongnya wartawan. Di sana ia leluasa berbicara tentang apa saja, mulai dari Adipura hingga Demokrat, ia balik meminta agar dirinya jangan dipolitisasi. Kalau tak percaya lihat dan baca pemirsa!
Rahudman pun ingin menunjukkan kebolehannya di kandang media. Di sana ia memberi instruksi kepada sejumlah SKPD agar mendukung kinerja Dzulmi Eldin!
Entah itu serius atau pura-pura, yang jelas sejak pertemuan Lembur Kuring, tak ada satu pun jajaran SKPD di Pemko Medan yang percaya jika Dzulmi Eldin itu statusnya sudah Plt Walikota.
Pertemuan di Lembur Kuring sangat efektif untuk mendongkrak popularitasnya yang sudah nonaktif. Tak secuil pun berkurang rasa patuh dan taat seluruh jajaran SKPD di Pemko Medan kepada Rahudman.
Bahwa tak ada yang percaya, jika Medan sudah punya Plt Walikota itu, ada buktinya.
Ini satu-satunya bukti: rilis berita yang dikirimkan Humas Pemko Medan saban hari kepada media. Di dalam rilis-rilis itu, tak ada istilah Plt Walikota Medan Dzulmi Eldin. Yang ada hanya Wakil Walikota.
Jelas kini bukan hanya Walikota Medan Nonaktif saja yang melawan Jakarta, Pemko Medan pun sudah ikut-ikutan pula membantu walikota nonaktifnya melawan Jakarta.
Rilis itu contohnya, sangat serupa dengan kebijakan Rahudman di Lembur Kuring bukan? (*)
KOMENTAR ANDA