Bendera Indonesia untuk pertama kalinya berkibar di perkampungan internasional Cannes, bersama dengan bendera dari negara lain seperti Libanon , Taiti, Kosovo, Latvia, Lutuania, Perancis, Swedia, Panama, Finlandia, Norwegia dan Portugal di Village International Pantiero, kota Cannes, Perancis.
Staf Khusus Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Cokorda Istri Dewi di London, Minggu mengatakan keikutsertaan Indonesia di Village International 2013 merupakan yang pertama kalinya.
Berlokasi di sepanjang pantai Cannes, Pantiero Village International merupakan miniatur perfilman dunia yang menunjukkan kemajuan dan pencapain perfilman negara masing masing, kebijakan perfilman dan mempromosikan kerjasama perfilman antarnegara termasuk sebagai lokasi produksi film internasional.
Partisipasi Indonesia di Festival Film Cannes 2013 festival film paling bergengsi di dunia yang diselenggarakan sejak tahun 1946, berlangsung dari tanggal 15 hingga 26 Mei mendatang mengirimkan film Sang Penari untuk kompetisi katagori Cannes Senior dan Rectroverso yang mengangkat lima cerita disutradarai oleh lima sudradata Indonesia.
Dalam Festival Film Cannes ke-66 tahun ini Indonesia sudah tampil selama lima tahun berturut turut di booth March du Film yang merupakan pasar film terbesar di dunia bagian dari program Cannes Film Festival, Indonesia mempromosikan sebanyak 50 film Indonesia. Setiap tahunnya sekitar 10,000 pebisnis film bertemu di pasar film ini.
Menurut Cokorda Istri Dewi, selama festival film Cannes Indonesia melakukan distribusi informasi tentang perkembangan film Indonesia, kebijakan perfilman Indonesia dan promosi Indonesia sebagai lokasi produksi film international.
Selain aktivitas di pasar film, dalam rangka memperluas jaringan bisnis dilakukan Cocktail Party Indonesia Cinema bersama insan dan media perfilman internasional bekerjasama dengan Pemerintah Kota Cannes.
Sementara itu pengiat perfilman Indonesia, John Badalu, mengakui bahwa memang sudah saatnya Indonesia punya pavilion di Village Internasional Cannes, apalagi film Indonesia sudah mulai diperhitungkan di dunia internasional.
Diakuinya Film Indonesia tahun lalu karya Usmar Ismail, Lewat Jam Malam , masuk dalam festival film Cannes untuk katagori Cannes klasik. "Film bagus di festival bergensi, selalu menjadi kenangan," ujarnya.
Menurut John Badalu , tahun ini tidak ada film Indonesia yang cukup kuat untuk masuk dalam festival. sebenarnya banyak film Indonesia yang tidak kalah dengan film dari negara lainnya , hanya saja Indonesia harusnya lebih sering mengeksprose diri. Apalagi Indonesia bagus untuk tempat shooting.
Kehadiran paviliun Indonesia di Village Internasional merupakan langkah maju dalam perfilman Indonesia dan eksistensi film Indonesia di pasar dunia makin diakui, demikian John Badalu, seperti dikutip dari Antara. [rob]
KOMENTAR ANDA