post image
KOMENTAR
MBC. Polri diminta mengungkap semua identitas tersangka pelaku teroris, baik yang tertangkap maupun tertembak mati. Pasalnya, aksi  yang belakangan ini dilakukan menimbulkan tanda tanya. Makanya Polri perlu membuktikan secara jelas keterlibatan semua yang ditangkap dan ditembak itu dalam kegiatan terorisme.

"Sejauh ini, ternyata tidak semua yang ditangkap adalah terduga teroris. Buktinya, ada yang ditangkap lalu dipulangkan pada keluarganya. Misalnya, kasus penangkapan di Surakarta," jelas Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Saleh P Daulay Sabtu, (18/5/2013).

Penangkapan dan penembakan oleh Tim Densus 88 perlu dipantau agar tidak salah sasaran.

Selain menimbulkan kekhawatiran dan kecemasan, operasi gencar yang belakangan ini marak dapat saja menimbulkan saling curiga.

''Makanya, Polri perlu mengungkap status dan keterlibatan para terduga teroris itu ke publik,'' ujarnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.

Selain itu, Densus 88 diminta juga agar mendahulukan operasi penangkapan daripada penembakan.

Bagaimanapun juga, penembakan yang menyebabkan tewasnya para terduga akan meninggalkan luka yang mendalam bagi pihak keluarga. Selama tidak membahayakan, Densus 88 harus mengedepankan operasi penangkapan.

"Para terduga teroris itu rata-rata masih berusia muda. Jika mereka ditangkap, besar kemungkinan mereka masih bisa dibina. Kalau mereka bisa direkrut dan dibujuk, mereka juga potensial untuk dikembalikan menjadi orang baik".

Menurut Saleh, jika densus 88 mengutamakan penangkapan, diharapkan para terduga teroris itu dapat membongkar jaringan lain yang tersisa. Kalau mereka sudah dibina, mereka juga bisa membina dan mengembalikan rekan-rekan mereka yang lain ke jalan yang benar. Namun kalau ditembak, banyak jejak yang kabur dan menyisakan teka-teki di sana-sini.

Saleh menilai, belakangan ini Densus 88 kelihatan seperti angkot atau angkutan kota. Ada target tertentu yang dikejar. Semakin banyak yang tertembak, sepertinya semakin bagus. Itulah sebabnya densus 88 mengundang media ketika melakukan penyergapan.

"Aksi Densus 88 itu dianggap sempurna jika ada media yang meliput. Ini tidak benar dan harus dikritisi dan dievaluasi," tegas Saleh.

Makanya, Saleh mengingatkan, Densus 88 tidak tergiur dan terlena dengan pujian yang datang dari luar. Sebab, aparat kepolisian dan densus 88 itu bekerja untuk rakyat Indonesia. Karena mereka yang diduga teroris juga adalah WNI, penanganannya harus mengedepankan cara-cara manusiawi.

"Mereka adalah anak bangsa seperti halnya seluruh prajurit densus 88. Jika dibina dengan baik, mereka juga masih potensial bisa memberikan kontribusinya bagi pembangunan bangsa dan negara." [ans]

Kuasa Hukum BKM: Tak Mendengar Saran Pemerintah, Yayasan SDI Al Hidayah Malah Memasang Spanduk Penerimaan Siswa Baru

Sebelumnya

Remaja Masjid Al Hidayah: Yayasan Provokasi Warga!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Hukum