MBC. Ratusan siswa SD di Kecamatan Cibalong Garut memprihatinkan. Selain menempuh perjalanan puluhan kilo meter karena jembatan yang biasa dilintasi ambruk, mereka juga harus berdesakan untuk belajar karena ruangan yang terbatas.
Ya, ratusan siswa yang berada di Kecamatan Cibalong harus berjuang menuju sekolah dengan berjalan kaki sepanjang 10 kilo meter menyusuri hutan karet. Mereka juga harus menantang maut dengan terjun ke sungai karena jembatan yang bisa mereka lalui ambruk dan dibiarkan pemerintaah sudah sepekan ini.
Tak hanya itu, ketertinggalan fasilitas belajar mengajar yang ada di sekolah, seolah sudah menjadi makanan sehari-hari. Tempat duduk dan bangku untuk menulis yang nyaris roboh, serta bor untuk menulis sudah bolong tak membuat surut semangat belajar siswa SDN Sancang 2.
Kegiatan ratusan siswa yang berada di Desa Sancang, Desa Mekarsari dan Desa Najatan Cibalong ini, harus belajar dengan cara disatukan dalam tiga ruangan kelas karena minim akan ruangan kelas.
Aktivitas belajar mengajar siswa kelas 1 harus disatukan dengan siswa kelas 2, belajar siswa kelas 3 disatukan dengan siswa kelas 4 dan belajar mengajar siswa kelas 5 harus disatukan dengan kelas 6. Para siswa menginginkan tempat belajar mereka memadai dan nyaman.
"Saya sudah lelah harus berdesakan dengan kakak kelas karena tak konsesntarasi saat belajar berlangsung," kata Sinta Mustika, siswa kelas 5 SDN Sancang 2 Cibalong sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.
Menurut salah seorang guru, Unus Usman, sudah sepekan terakhir hampir 80 persen siswa banyak yang kesiangan. Mereka beralasan, jembatan yang biasa dilalui ambruk hingga harus berputar menyusuri hutan karet dengan jarak tempuh yang sangat jauh.
Siswa dan guru berharap, pemerintah memperhatikan nasib mereka. Pasalnya, jika dibiarkan lama seperti ini siswa mengancam akan berhenti bersekolah karena lelah jika setiap hari harus berjalan puluhan kilo meter.[ans]
KOMENTAR ANDA