Tim penyidik KPK dan wartawan di Medan seperti bermain kucing-kucingan dalam menangani kasus Bupati Madina, Hidayat Batubara (foto-red). Cara KPK yang selalu bekerja sembunyi-sembunyi membuat kalangan wartawan penasaran. Jangankan memberikan keterangan, pada kasus ini, tim KPK juga pelit menyampaikan informasi.
Namun kondisi ini tak menjadikan wartawan pantang menyerah. Dengan pengalaman menguasai lapangan, membuat sejumlah jurnalis mencoba mengikuti setiap gerak-gerik tim penyidik, terutama detik-detik saat penangkapan sang Bupati.
Kisah para wartawan yang membuntuti tim KPK ini diwarnai aksi penghadangan yang dilakukan tim KPK itu sendiri. Mereka rupanya jengah, sebab kerja mereka terus dibuntuti.
Wartawan mulai mengikuti gerak tim KPK dari kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara Rabu (15/5/2013) pukul 14.30 WIB. Tim tersebut menggunakan 3 mobil yang bergerak secara beriringan. Toyota Kijang Innova krem perak BK 1414 JS berada di barisan depan.
Di belakangnya ada mobil Toyota Kijang Innova hitam BK 1525 QF. Di dalam kendaraan itu ada 2 personel Brimob berpakaian dan bersenjata lengkap. Sedangkan Toyota Avanza BK 1327 KG ada di posisi paling belakang.
Iring-iringan kendaraan itu melintas di Jalan Pancing kemudian masuk Jalan Perjuangan. Saat berada di Jalan Perjuangan, mereka berhenti di sebuah bengkel sepeda motor. Di situ, mereka menanyakan sebuah alamat: Jalan Perjuangan 45 dan menyebut nama seorang pengacara.
Karena alamat yang dituju tak ada, rombongan KPK bergerak ke arah Jalan Pancing lalu berbelok ke kiri menuju Jalan Letda Sudjono. Tepat di persimpangan Jalan Mandala By Pass, mereka berpencar.
Innova krem perak meluncur lurus menuju Tembung. Sementara dua kendaraan di belakangnya mengarah ke Universitas Negeri Medan (Unimed).
Dari depan Unimed, kedua kendaraan naik ke jalan di atas Tol Belmera. Nah, di kawasan ini, petugas KPK menghentikan wartawan yang mengikutinya. Mereka memelas minta tolong agar tidak diikuti. Mereka juga tidak bersedia diikuti dari jauh.
"Tolonglah, kami masih kerja. Ini belum selesai. Kami nggak mau mengambil risiko. Di Kejati Sumut saja, tunggu di sana," ucap seorang petugas KPK berkepala botak berkemeja merah dengan corak garis vertikal.
Tak ingin mengganggu tugas KPK, wartawan pun kembali ke Kejati Sumut. Sambil berharap KPK bisa membawa Hidayat ke kantor Kejatisu.
Sekitar 1 km dari lokasi "pencegatan" tadi, KPK sukses menangkap Bupati Madina Hidayat Batubara. Dia ditangkap di rumah seorang pengacara, tepatnya di Jalan Perjuangan No 45, Kompleks Veteran, Lau Dendang, Percut Seituan, Deliserdang.
Akan tetapi, wartawan yang sudah kembali ke Kejati Sumut harus gigit jari. Pasalnya, janji KPK untuk membawa Hidayat ke Kejatisu tak terbukti. Bahkan, tersangka lain yang tadinya masih di Kejatisu, juga dibawa pergi. Sialnya, tak ada keterangan apapun dari personel KPK.
Ternyata Hidayat Batubara diterbangkan bersama dua lainnya, Plt PU Binamarga Pemkab Madina, Khairul Anwar Daulay, dan seorang kontraktor, Surung Panjaitan. Mereka terbang dengan pesawat Lion Air JT 385 pukul 17.00 WIB.
Hingga pukul 19.30 WIB, meski sudah ada yang kembali ke Jakarta, sebagian petugas KPK masih ada di kantor Kejati Sumut. Dan, tetap saja tak ada yang memberikan keterangan! [ded]
KOMENTAR ANDA