Unjuk rasa yang dilakukan warga Nias Selatan (Nisel) di kantor Kejatisu yang menuntut penuntasan kasus korupsi di daerahnya berakhir ricuh.
warga Nias yang tergabung dari Koalisi Mahasiswa Indonesia Raya (KMIR) dan Pemuda Pancasila (PP) itu sudah terlibat saling dorong dengan petugas kepolisian yang berjaga-jaga disana.
Peserta aksi kesal karena pimpinan Kejatisu tak kunjung menemui mereka. Akibatnya ucapan berupa makian kepada institusi penegak hukum tersebut semakin sering terdengar, massa menilai Kajatisu tak berani menemui mereka.
Tak puas hanya memaki, demonstran juga membakar ban bekas di badan jalan AH Nasution. Demonstran yang berasal dari kalangan mahasiswa dan warga Nisel ini juga memblokir jalan yang menyebabkan macet panjang.
"Petugas Kepolisian, Anda hanya bertugas berjaga disini. Jadi jangan memukul kami, Anda pelayan masyarakat. Jangan pancing kami untuk berbuat rusuh," kata Krisman Farasi, Koordinator Aksi.
Karena aksi yang semakin brutal, Asisten Pidana Khusus Kejatisu Yuspar pun akhirnya bersedia menemui demonstran keluar. Namun Yuspar yang terkesan takut menemui demonstran, mendapat sambutan negatif dari para pendemo. Kata makian terhadap Yuspar pun keluar dari mulut pendemo. Terlebih ketika Yuspar meminta agar para pendemo mendengarkan penjelasannya.
"Jangan kau (Yuspar) atur-atur kami, kami yang mengatur kau," kata pendemo dengan suara lantang kepada Yuspar.
Namun Yuspar melanjutkan penjelasannya. Kepada demonstran, Yuspar mengatakan bahwa tuntutan warga Nisel tersebut memang belum dilakukan penyelidikan hingga saat ini.
Namun ia berjanji akan mengusut kasus dugaan korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat Nisel tersebut.
"Sampai sekarang kami memang belum ada membahas soal kasus korupsi yang teman-teman sampaikan ini. Akan tetapi kami berjanji akan mengusutnya," kata Yuspar.
Mendengarkan penjelasan Yuspar ini, demonstran tak puas. Mereka pun kembali memaki pria yang telah dua bulan menjabat sebagai Aspidsus Kejatisu itu.
"Kau pembohong, penakut. Menemui massa saja sudah takut," teriak massa.
Aksi demo pun semakin bringas. Massa yang emosi berusaha untuk menyerang Yuspar. Namun petugas kepolisian langsung mengamankannya. Yuspar pun langsung dilindungi dari amukan pendemo.
Karena aksi massa semakin, brutal Yuspar dibantu petugas kepolisian pun berlari meninggalkan demonstran. Karena melihat Yuspar berlari, para pendemo pun meneriaki Yuspar sebagai pengecut. Massa pun meminta agar Kepala Kejatisu mencopot Yuspar dari jabatannya sebagai Aspidsus.
Setelah Yuspar meninggalkan demonstran, aksi massa malah semakin menjadi-jadi. Karena tak kunjung bisa diredam, akhirnya Wakil Kepala Kejatisu Mangihut Sinaga menemui massa. Kepada massa, Mangihut berjanji akan mempelajari kasus korupsi di Nisel tersebut. Bahkan Wakajati berjanji akan membawa kasus itu ke Kejagung.
"Akan kita pelajari dan saya janji besok (hari ini) akan membawa kasus ini ke Kejagung. Di Kejagung akan digelar perkara dengan pimpinan Kejagung. Percayalah kepada kami, kami akan bekerja dengan profesional. Saat ini mari kita menjaga kondusifitas di daerah kita ini," tandasnya lantas meninggalkan pendemo.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Wakajati, demonstran pun membubarkan diri.
Sebelumnya, pendemo meminta agar Kejatisu menuntaskan kasus korupsi di Nias Selatan yang melibatkan Bupati, Wakil Bupati dan Ketua DPRD Nisel. Hingga sekarang, menurut demonstran, pejabat-pejabat tersebut belum ada yang tersentuh hukum. Bahkan pejabat-pejabat Nisel tersebut semakin leluasa melakukan korupsi.
Koordinator demo ini membeberkan kasus korupsi yang dilakukan oleh Bupati, Wakil Bupati Nisel dan Ketua DPRD Nisel, diantaranya korupsi pengadaan lahan balai benih induk di Nisel dengan anggaran Rp 11,3 miliar. Selanjutnya, korupsi pengadaan tanah RSUD Nisel dengan anggaran Rp 15 miliar. Korupsi pembangunan kantor Bupati Nisel dengan anggaran Rp 21 miliar.
"Untuk itu kami meminta agar Kejatisu menangkap pejabat-pejabat Nisel yang korup ini. Sampai sekarang belum ada yang ditangkap, ini merupakan bukti kelemahan Kejatisu untuk mengusut kasus korupsi di Nisel," kata Krisman. [rob]
KOMENTAR ANDA