Gubsu Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho melakukan pertemuan dengan sejumlah aktivis pergerakan di Sumatera Utara, akhir pekan kemarin, Sabtu (11/5/2013) di kawasan Medan Johor.
Salahsatunya adalah, Hendri Saragih, Ketua Umum DPP Serikat Petani Indonesia yang juga Koordinator Umum Gerakan Petani Internasional, La Via Campesina.
Sosok yang ikut mengisi saat kampanye Calon Presiden Venezuela, Nicolas Maduro April 2013 lalu itu memberikan sejumlah masukan kepada Gatot dalam pengelolaan sistem pertanian di daerah itu.
Dalam pertemuan yang berlangsung dalam suasana akrab dan banyak diselingi canda tawa tersebut, sosok insipirasi Venezuela itu berbagi pengamalaman tentang sistem pertanian negara-negara lain, termasuk pengalamannya dari kunjungan ke Venezuella.
Henry kemudian mengungkapkan rasa syukurnya atas proses Pilkada di Sumut yang berlangsung kondusif dan tidak menyisakan perpecahan dan kisruh.
Dia bilang, di Sumut ini persatuan sesama ormas perlu terus dijaga. Jangan seperti daerah lain yang gara-gara persoalan yang tidak prinsipil, banyak yang dikorbankan. Henry juga mengajak para pimpinan organisasi buruh maupun petani dan nelayan jangan hanya selalu menuntut namun juga harus mendengarkan pemimpin.
"Sebagai masyarakat buruh petani dan nelayan yang banyak mengajukan tuntutan, ada baiknya juga mendengarkan arahan pemimpin," ujarnya.
Henry mengakui, pada era kepimpinan Gatot saat ini para aktivis sudah memiliki pengalaman berhubungan dan bekerjasama dengan pemerintah daerah. Sesuatu yang pada masa sebelumnya sulit terjadi.
Gubsu berdiskusi dengan dan sejumlah aktivis di Sumatera Utara
Diskusi pun bergulir dengan pembahasan isu-isu penting terkait persoalan pertanahan, perburuhan, degradasi linkungan yang berdampak bagi petani dan nelayan, pasar tradisional modern bagi pedagang kecil dan temat mangkal para penarik becak.
Sementara Ketua Serikat Nelayan Indonesia, Rizal dalam kesempatan tersebut mengungkapkan berbagai keluhan nelayan diantaranya kesulitan mendapakan bahan bakar untuk melaut dan masih banyak pelanggaran nelayan besar dengan alat tangkap yang merusak ekosistem.
Dalam diskusi selama tiga jam, Gubsu mencatat berbagai usulan para aktivis dan untuk persoalan yang dikeluhkan, Gubsu langsung meminta Kepala Dinas terkait segera mencarikan solusinya. Pertemuan itu pun ditutup dengan berbagai kesepakatan, diantaranya melanjutkan agenda pertemuan serupa bersama para aktivis yang akan dilakukan secara periodik setiap dua bulannya. [ded]
KOMENTAR ANDA