MBC. Indonesia Police Watch
(IPW) prihatin dengan kasus pengeroyokan yang menewaskan anggota Brimob
di Medan, Briptu Robert Marisi. Apalagi saat pengeroyokan itu terjadi
Robert masih menggunakan seragam Brimob.
Fenomena semacam ini dampak dari makin buruknya hubungan Polri dan
masyarakat. Pengeroyokan ini sebuah bentuk kebencian dan makin tidak
hormatnya lagi publik terhadap polisi.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam siaran persnya yang diterima MedanBagus.Com sesaat lalu mengatakan kasus Robert bukanlah yang pertama.
''Tahun 2012 ada 29 polisi tewas dan 14 luka-luka saat bertugas yang
sebagian besar dikeroyok massa. Bahkan ada empat polisi yang tewas
dibakar massa. Data ini naik jika dibanding 2011 yang hanya ada 20
polisi tewas saat bertugas.''
Pane menambahkan, selain itu, sikap nekat masyarakat melawan aparat
kepolisian di tahun 2012 kian meningkat. Hal ini terlihat dari adanya 85
fasilitas Polri yang dibakar dan dirusak masyarakat di sepanjang 2012.
Fasilitas Polri yg dibakar dan dirusak itu terdiri dari 56 kantor
polisi, 18 mobil polisi, 10 motor polisi, dan satu rumah dinas polisi.
''Indonesia Police Watch (IPW) prihatin melihat kenyataan ini. Sebab
dari 56 kantor polisi yang dirusak, 41 di antaranya Pospol (24 dirusak
dan 17 dibakar), 11 Polsek (9 dirusak dan 2 dibakar) dan 4 Polres (3
dirusak dan 1 dibakar). Mobil polisi 14 dirusak dan 4 dibakar serta 10
sepeda motor polisi dibakar warga. Total yang dirusak mencapai 51 unit
dan yang dibakar sebanyak 34 unit. Selain itu ada empat Pos Polisi
diteror bom, dua meledak dan dua berhasil dijinakkan.
Aksi pembakaran terhadap kantor Polisi ini meningkat tajam jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.
''Tahun 2011 hanya 65 fasilitas Polri yang dirusak dan dibakar rakyat.
Yakni terdiri dari 48 kantor polisi, 12 mobil polisi dan 5 rumah dinas.
Di tahun 2010 lebih kecil lagi. Hanya 20 kantor polisi yang dirusak dan
dibakar rakyat. Melihat fenomena ini IPW khawatir, jika Polri tidak
segera membenahi sikap dan prilaku anggotanya, permusuhan polisi dengan
rakyat akan semakin marak.''
Sebab, menurut Pane, sebagian besar aksi pengeroyokan dan perusakan dan
pembakaran kantor polisi itu dikarenakan rasa jengkel rakyat terhadap
sikap arogan polisi, sikap represif, sewenang-wenang, dan pemihakan
polisi pada para pengusaha perkebunan maupun tambang.
''Akibatnya, ketika terjadi salah paham sedikit saja antara polisi dgn
anggota masyarakat, massa main keroyok dan nekat melakukan hal-hal
anarkis lainnya terhadap polisi.''[ans]
KOMENTAR ANDA