MBC. Sudah tak terhitung banyaknya pejabat negara, politisi dan tokoh-tokoh papan atas yang memiliki reputasi tinggi ditengah masyarakat justru jatuh karena terjerat tiga hal yakni harta, tahta dan wanita.
Meski begitu, tetap saja ketiga hal ini seolah tak bisa lepas dari kehidupan orang-orang yang masuk dalam kategori tersebut.
"Ya itu tadi, masalah moral," kata Agus Suryadi, Pengamat Politik Universitas Sumatera Utara kepada MedanBagus.Com, sesaat lalu, Sabtu (11/5/2013).
Agus Suryadi tak menafikan, berbagai kasus yang menjerat para politisi di Indonesia belakangan ini sebagai satu pembuktian betapa dunia politik sangat dekat dengan dunia hitam yang jauh dari etika moral.
Namun, ia menggarisbawahi, hal itu harus dilihat dari sisi personalnya. Besarnya kekuasaan yang diperoleh dari proses politik, serta dampaknya pada kemapanan secara ekonomi menurut Agus banyak membuat tataran moral runtuh.
"Moral ini yang sebenarnya harus dibenahi, masalahnya banyak politisi yang tidak menyadari besarnya kejatuhan mereka ketika tersandung ketiga hal ini," ujarnya.
Agus Suryadi mencontohkan, kasus yang menggoyang partai politik besar seperi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini merupakan bukti dari lekatnya dunia politik dengan dunia hitam yang disebutkannya. Bahkan, citra partai yang selama ini mendapat penilaian positif ditengah masyarakat dipastikan akan goyah akibatnya.
"Sayangnya masyarakat hanya memiliki kewenangan ketika memutuskan tidak mencoblos partai itu dalam pemilu," jelasnya.
Agus Suryadi yakin, kasus yang menjerat para petinggi PKS di tingkat pusat juga rentan terjadi ditingkat daerah lintas partai. Kembali ia menyebutkan, masalah moralitas pribadi masing-masing politisi menjadi masalah utamanya.
"Intinya harta, tahta dan wanita itu, tergantung moral masing-masing individu, tidak bisa digeneralisir," jelasnya. [ans]
KOMENTAR ANDA