post image
KOMENTAR
Bagi mayoritas politisi, mengurus negara hanyalah mengisi waktu luang di antara dua pemilu.

Begitu ungkapan Tiro, sang budak yang juga sekretaris pribadi negarawan Romawi Cicero. Ungkapan Tiro, yang termuat dalam novel sejarah-politik karya Robert Haris, merekam fakta, bahwa politisi hanya mau mendengarkan aspirasi publik ketika hanya mau pemilu saja. Pun demikian, sebaliknya, suara rakyat hanya terdengar ketika Pemilu akan tiba.

Namun kondisi ini sepertinya sudah mulai berubah, di Indonesia. Mungkin bagi kebanyakan politisi, kondisi tetap sama, mendengar aspirasi publik hanya ketika mau pemilu.

Namun perubahan terjadi di tingkat publik, suara rakyat kini tak hanya terdengar ketika pemilu lima tahun sekali. Suara mereka bisa terdengar kapan saja melalui potret survei nasional.

Hal ini bisa terjadi atas upaya Denny JA melalui Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Secara berkala, melalui survei yang dilakukan, LSI menjaring dan mengumumkan kehendak rakyat. Bukan hanya soal kriteria yang dikehandaki menjadi pemimpin nasional, tapi juga soal tanggapan atas kebijakan pemerintah, isu-isu yang berkembang, atau persitiwa yang terjadi.

Tak mengherankan, hasil survei LSI pun menghiasi berbagai media, bukan hanya di bagian dalam, tapi juga di halaman muka. Dan baru saja, LSI  disahkan rekornya menghasilkan 10 kali headline halaman satu koran nasional berturut-turut untuk publikasi hasil surveinya. Antara lain headline halalam satu di Kompas, Koran Tempo, Jakarta Post, Republika, Media Indonesia, dan Rakyat Merdeka.[rmol/hta]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas