Ketua Pro Fauna Rosek Nursahid menuding, rusaknya hutan habitat orangutan di Sumatera karena keterlibatan pihak asing melalui perusahaan lokal Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan dan pertambangan.
"Jika ini dibiarkan, maka hutan Sumatera akan hilang total," ucap Rosek Nursahid saat menggelar aksi kampanye menyelamatkan Orangutan di Bundaran SIB Medan, Sumut, Selasa (7/5/2013) kemarin.
Di sisi lain, Rosek bilang, kerusakan hutan di Indonesia, terutama di Sumatera juga diakibatkan kebijakan pemerintah yang mendua. Ajakan masyarakat agar untuk melakukan penghijauan tidak sebanding dengan nilai kerusakan akibat pemberian izin pengelolaan hutan.
"Pemerintah mengajak masyarakat untuk melakukan penghijauan, tapi pemerintah juga mengizinkan pihak-pihak asing untuk membuka hutan-hutan lindung," ucap Rosek.
Diketahui, sejumlah aktivis Pro Fauna menggelar aksi kampanye menyelamatkan Orangutan di Bundaran SIB Medan, Sumut, Selasa (7/5). Dalam aksi itu mereka menyerukan untuk dihentikannya perusakan habitat Orangutan yang ada di Sumatera Utara dan Aceh yang kini populasinya terancam akibat kegiatan perkebunan sawit dan pembukaan hutan baru.
Dalam aksi itu mereka juga membawa spanduk dan poster. Tak lupa aksi teatrikal juga digelar dengan mengenakan kostum orangutan. [ded]
PUSAT KARANTINA ORANGUTAN. Seorang dokter memperlihatkan bayi Orangutan Sumatera (pongo abelii) yang dalam proses rehabilitasi di pusat karantina Orangutan di Batu Mbelin, Kec Sibolangit, Kab Deli Serdang, Sumut, Senin (6/5). Sekitar 50 ekor Orangutan satwa liar di tempat tersebut dirawat secara intensif sebelum dilepas secara bebas di hutan. [Foto-Foto ANTARA/Septianda Perdana]
KOMENTAR ANDA