post image
KOMENTAR
Ketua Pembebasan Lahan dari Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Zulkifli Tanjung menyatakan, 96 persen jalan Arteri untuk bandara Kualanamu sudah dapat digunakan.

"Jelang Soft Operation Kualanamu pada 25 Juli mendatang, masih ada 30 titik yang belum kita selesaikan. Masalahnya bervariasi, mulai dari status lahan HGU, sertifikat yang digadai, hingga belum mencapai kata sepakat terkait harga," ujar Tanjung di Medan, awal pekan silam.

Adapun tanah tersebut bermasalah di Desa Sena, Batang Kuis, di mana masih ada sekitar 13 titik (persil) yang masih bermasalah dengan luas 4.419,35 m2.

"Empat persil sertifikatnya sedang digadai ke Bank Mandiri. Dua persil sengketa atas nama Slamet dan Sumarno. Dua persil tidak diketahui pemiliknya, dan kita sedang mencari. Sedangkan 5 persil lagi belum mencapai kata sepakat terkait harga," ujarnya.

Sengketa lain ada di Desa Batu Bedimar Kecamatan Tanjung Morawa. Di mana, status lahannya adalah eks HGU PTPN 2 yang akan dibebaskan seluas 661 m2 (2 persil) atas nama Yusuf S (Kompol) dan atas nama Ny Isneni.

"Mereka bilang itu tanah mereka. Sementara BPN bilang itu tanah eks HGU. Jadi, ini masih dalam proses," tutur Tanjung.

Lahan lain yang akan dibebaskan terletak di Desa Sena (Batang Kuis) sebanyak 26 persil (12.025 m2). Masih ada tersisa 20 persil (6.025 m2).

"Itu hasil per 30 April kemarin. 20 persil itu saat ini statusnya 4 menunggu hasil BPN, dan 16 menunggu kata sepakat," kata Tanjung.

Ia yakin, masalah tanah ini harus dapat diselesaikan pada akhir Mei ini, agar saat soft operation tidak ada masalah.

Kita terus mengejar hingga akhir Mei. Jadi, saat Juli sudah bisa dioperasikan," harapnya.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah, I Wijaya Seta, menyatakan saat ini jalan menuju ke Kualanamu sudah lancar. Karena sudah memiliki 2 jalur.

Rancangan awalnya jalan menuju Kualanamu itu ada 4 jalur. Terutama untuk kawasan yang di Desa Batu Bedimar Kecamatan Tanjung Morawa, diharapkan segera dibangun karena kawasan ini paling ramai lalu-lintasnya.

"Kalau memang mengejar Soft Operation, kawasan harus segera dibangun. Batas waktu itu menurutnya dapat terkejar, karena jalan yang harus diaspal sudah tidak terlalu banyak lagi. Hanya tinggal penambahan saja," kata Seta. [rob]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi