Kegeraman atas sikap Inggris juga datang dari Ekonom senior DR. Rizal Ramli. Ia heran mengapa pemerintah Inggris yang seakan buta akan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Keberanian Walikota Oxford Mohammed Niaz Abbasi mempersilakan kantor perwakilan Papua Merdeka dibuka di wilayahnya itu bukannya tanpa sebab.
Menurut Ketua Koalisi Perubahan untuk Papua itu secara eksplisit menyebut keberanian itu timbul sebagai dampak "politik dua muka" SBY.
"Inilah balas budi setelah SBY terima Knight Grand Cross in The Order of The Bath dan memberikan ladang gas Tangguh kepada British Petroleum," ujar Rizal Ramli melalui pesan elektroniknya kepada Rakyat Merdeka Online, Jumat (3/5/2013) malam.
Tokoh oposisi yang dikenal lantang mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat ini juga menyebutkan, politik dua muka SBY membuat sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk di Papua robek-robek. Ini membuat SBY lebih tampak seperti Gorbachev mini.
"Papua damai dalam kata-kata tetapi ketidakadilan dalam tindakan," sebut Rizal Ramli yang juga ketua Aliansi Rakyat untuk Perubahan. [rob]
KOMENTAR ANDA