MBC. Puluhan Mahasiswa yang diduga dari Universitas HKBP Nommensen Medan merusak pos polisi di perempatan Jalan Gatot Subroto Medan.
Aksi ini mereka lakukan untuk melampiaskan peringatan tragedi 1 Mei 2000 lalu tentang tindak kekerasan aparat negara yang menewaskan teman mereka yakni, Ricardo Silitonga dan Calvin Nababan.
Sebelum turun ke jalan, massa ziarah dulu ke makam kedua aktivis alm Ricardo dan Calvin di pemakaman jalan Gajah Mada Medan dengan menggunakan dua mobil bak terbuka dan puluhan sepeda motor. Mahasiswa bergerak dari kampus secara beriring-iringan menuju kompleks pemakaman itu.
Sampai di pemakaman, para mahasiswa langsung menebar bunga dan memanjatkan doa.
Sebelumnya, mereka juga sempat berorasi di depan kampus di Jalan Perintis Kemerdekaan, yang juga diiringi dengan aksi pembakaran ban bekas, akibatnya kemacetan panjang pun terjadi hingga membuat petugas kepolisian memberlakukan sistem buka tutup demi melancarkan arus lalu lintas.
Usai ziarah para mahasiswa konvoi ke sejumlah ruas jalan di Kota Medan dengan membawa foto korban mereka meneriakkan kecaman tindakan kekerasan yang di lakukan aparat pada Mei 2000 lalu hingga dua rekan mereka tertembak saat melakukan aksi.
Koordinator aksi, Seref Napitupulu dalam aksinya mengatakan, 12 tahun lalu tepatnya tahun 2000 kampus UHN pernah mengalami masa pahit, dimana pada saat itu aparat kepolisian melakukan penembakan dan pengrusakan kampus.
''Namun sayangnya sampai sekarang kasus itu tidak terusut dengan tuntas. Untuk itu kami tetap menyuarakan dan menjadikan ini sebagai refleksi perjuangan mahasiswa dan tetap menuntut. Usut tuntas tragedi UHN berdarah 1 Mei 2000,'' teriaknya.
Dalam aksi itu para mahasiswa masing-masing membawa kayu, mereka tersulut emosi dan merusak pos polisi di perempatan jalan Gatot Subroto Medan. Kondisi ini membuat seorang petugas kepolisian nyaris menjadi korban. Akibatnya kejadian itu, pos polisi mengalami kerusakan pada bagian kaca. Aksi ini membuat toko di perempatan jalan Gatot Subroto ketakutan.
IPTU Heru Iswanto penjaga pos polisi perempatan Gatot Subroto mengatakan, dirinya langsung melarikan diri saat para mahasiswa melempari pos polisi itu dengan batu.
Setelah melampiaskan emosinya di pos polisi massa melanjutkan aksinya ke kantor gubernur Sumut. Dalam aksi itu para mahasiswa memblokade jalan P. Diponegoro Medan.
Mereka menyampaikan orasi tentang kekerasan aparat, namun petugas kepolisian yang berjaga di kantor polisi tidak tersulut emosi sehingga mahasiswa melanjutkan aksi konvoi mereka. [ans]
KOMENTAR ANDA