MBC. Seleksi bakal calon anggota legislatif (bacaleg) tidak seperti ajang reality show pencarian bakat atau seperti ingin membeli tiket di bioskop. Partai politik harus melewati mekanisme yang panjang sebelum mengajukan bakal caleg.
"Caleg tidak seperti Indonesian Idol atau seperti mau beli tiket bioskop yang ngantri langsung ambil nomer, Kalau di Indonesian Idol itu kan orang datang lalu mereka bisa dapat nomor langsung. Berbeda dengan caleg," ujar Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Leo Nababan dalam diskusi "Dilema Caleg Ganda di Balik Parpol Menetapkan DCT" di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Rabu (1/5/2013).
Leo mengatakan, dalam proses perekrutan bacaleg, partai harus melihat track record keorganisasian setiap calon yang akan maju. Dari sanalah, partai dapat menilai apakah seorang caleg itu layak untuk diajukan atau tidak.
Malah kata Leo, di partainya ada beberapa orang yang selalu menguntil Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie kemana-mana untuk mendapatkan nomor urut 1, namun tetap mendapat nomer urut terbawah karena memang dari hasil survei partai dirinya tidak punya elektabilitas dan punya track record bagus.
"Nomer itu penting, selama saya 30 tahun kader di Golkar baru sekarang saya nomer 1, karena melihat track record saya, banyaknya yang tidak puas dengan nomer urut lalu lompat ke partai lain, itu karena banyak mengira nomer itu kaya di ajang indonesian idol atau beli bioskop, gak cocok pindah dia," kata Leo sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.
Mengenai banyaknya kasus caleg ganda, Leo mengatakan hal itu disebabkan karena tidak diterapkannya sistem kaderisasi yang baik dalam parpol. Leo mengklaim bahwa partainya tidak memiliki bakal caleg ganda.
"Di Golkar, tidak ada calon ganda karena Golkar sudah ada database. Jadi, tidak mungkin ada dua caleg yang maju," ujarnya.
Sejauh ini, KPU telah menemukan 16 kader yang dicalonkan lebih dari satu partai atau lebih dari satu daerah pemilihan. Jumlah tersebut ditemukan dari hasil verifikasi atas tujuh partai. Verifikasi terhadap lima partai lain belum selesai. [ans]
KOMENTAR ANDA