post image
KOMENTAR
MBC. Penyusunan daftar calon anggota legislatif Partai Demokrat jauh dari prinsip proporsional dan bahkan penuh kezaliman.

Bekas Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat, Mamun Murod Al Barbasy, membeberkan beberapa di antaranya sekadar contoh.

Misalnya, Lintang Pramesti, yang baru lulus kuliah. Lintang tentu saja bukan pengurus, bukan pula aktivis, sehingga tidak ada kontribusinya terhadap partai berlambang bintang mercy itu.

"Tapi kok bisa menempati nomor urut 2 di Dapil Jabar VIII. Sementara Syukri, aktivis, pengurus harian, kontribusinya besar buat partai dan selama ini sudah membangun basis di Dapil hanya ditaruh di nomor 3," sindir Mamun Rabu, (1/5/2013).

Memang, diakui Lintang Pramesti merupakan anak Agus Hermanto, yang ipar Presiden SBY itu.

Contoh lainnya Mexicana Leo Hartanto. Mamun menyebut keponakan SBY ini caleg "kapal selam" yang tiba-tiba muncul dan maju lewat dapil Jakarta I.

"Bandingkan dengan Carrel, pengurus harian dan aktivis partai, malah tidak masuk," ungkap Mamun sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.

Begitu juga dengan Dwi Astuti Wulandari. Anak Hadi Utomo, ipar SBY ini, dengan mudah melenggang maju lewat DKI Jakarta I.

"Bandingkan dengan Mirwan Amir, pendiri Demokrat di Aceh ditempatkan secara tidak terhormat. Ada Pasha harus turun ke nomor 2 karena nomor 1 harus ditempati Inggrid Kansil," tandasnya sambil menambahkan suami Inggrid, Syarif Hasan juga maju sebagai caleg di dapil berbeda dengan nomor urut 1.

Terakhir Wahab Dalimunthe. Peraih suara terbesar di Sumatera Utara tahun 2009 ini hanya dapat nomor urut lima di dapil Sumut I.

"Sementara nomor 1 justru Ruhut Sitompul," beber Mamun, yang namanya dicoret dari daftar bacaleg ini. [ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa