Untuk menangkap mantan Kabareskrim, Susno Duadji, diperlukan pasukan yang tangguh dan cerdas, setidaknya seperti pasukan di kasus penyerangan Lapas Cebongan.
"Harusnya malah setangguh pasukan di kasus Lapas Cebongan, karena yang sekarang tim eksekutornya sangat lemah," kata anggota Komisi Kejaksaan Kamilov Sagala, Selasa (30/4/2013) di Jakarta.
Menurutnya karena tim eksekutor lemah, jejak Susno Duadji tak terlihat dan malah muncul di Youtube. Lewat video itu, Susno mengatakan dengan bersembunyi ia menghindari eksekusi kejaksaan yang dinilainya liar dan janggal.
Tim yang bertugas memburu dan menangkap Susno Duadji memang harus tangguh, cerdas dan berani.
Apalagi Susno Duadji dalam pelarian dan persembunyiannya selalu mendapat pengawalan.
Frederich Yunadi, pengacara terpidana kasus korupsi Susno Duadji, mengatakan, kliennya tak sendirian dalam persembunyian. Menurut dia, sebagai pensiunan polisi bintang tiga, Susno selalu dijaga pengawal.
"Namanya purnawirawan, ya ada pengawalan. Dari kesatuan mana, saya tidak tahu,” kata Frederich di Jakarta, Selasa (30/4/2013).
Frederich mengaku setuju dengan pilihan bersembunyi yang
“Memangnya Pak Susno penjahat? Keputusannya saja batal demi hukum,” katanya.
Kejaksaan menyatakan, meski amar putusan tak memerintahkan eksekusi, bukan berarti Susno tak bisa dihukum. Pengadilan telah memvonis Susno bersalah dalam kasus korupsi pengamanan pemilihan kepala daerah Jawa Barat dan suap PT Salmah Arowana Lestari. Ia dijatuhi hukuman 3,5 tahun bui. [rob]
KOMENTAR ANDA