Puluhan mahasiswa mengatasnamakan dirinya Gerakan Mahasiswa Simalungun (Gemasi), menggelar demonstrasi di kantor PTPN III Jalan Sei Batanghari Medan, Selasa (30/4/2013) siang.
Mereka munuding, perusahaan milik negara itu sengaja membiarkan aksi pencurian karet yang dilakukan sejumlah staf dan petinggi di Kebun Bangun yang berada di Kabupaten Simalungun, salah satu unit usaha PTPN III itu.
Menurut pimpinan aksi, Raja Uli Harahap, pencurian hasil tanaman karet di Kebun Bangun diduga melibatkan jajaran manajer hingga keamanan dan mandor perkebunan itu.
"Pencurian karet di afdeling I dan afdeling II Kebun Bangun sudah terjadi sejak 2006 sehingga negara dirugikan puluhan milyar rupiah. Dan praktik itu masih terjadi sampai sekarang," ujar Raja Uli.
Raja Uli bilang, praktik pencurian dan penggelapan karet itu pernah dipergoki Wakil Pamdir PTPN III bernama Sriono dan sudah diadukan ke pihak perusahaan. Namun hingga kini, praktik itu tak kunjung dituntaskan.
"Modusnya, hasil panen karet dijual kepada mafia. Jika saja perhari, ada 2 ton karet yang dicuri itu, sama saja dengan merugikan negara Rp 7,2 milyar. Karena harga basah 1 kg karet Rp 10 ribu," kata Raja.
Raja Uli menuding, aksi pencurian asset kebun itu didalangi orang dalam yang paham tentang seluk beluk perkebunan. "Ditambah lagi adanya kerjasama dengan oknum TNI/Polri di sana," tambah koordinalor lapangan Abdul Halim Muhammad dalam lembar tuntutan mereka.
Demonstrasi itu sendiri nyaris ricuh. Selain diwarnai dengan bakar ban, aksi tarik menarik juga sempat terjadi antara massa pendemo dengan petugas Polsek Sunggal yang berusaha menghalau pendemo yang menerobos masuk ke dalam pekarangan kantor dengan cara memanjat pagar tembok.
Dalam tuntutannya, mereka meminta Dirut PTPN III Megananda Daryono mencopot oknum-oknum pejabat di Kebun Bangun yang terlibat dalam aksi pencurian hasil perkebunan itu.
Pihak PTPN III yang dikonfirmasi wartawan enggan memberikan keterangan dengan alasan pihak direksi tidak berada di tempat. [ded]
KOMENTAR ANDA