Pengusaha SPBU di Surakarta sudah sepakat akan menghentikan operasional pada 6 Mei mendatang jika pemerintah tetap menerapkan dua harga BBM.
"130 SPBU akan berhenti operasi selama 24 jam," ujar Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Surakarta, Suwardi Hartono Putro, kepada wartawan seusai rapat koordinasi pengusaha dan pengawas SPBU di kantor Hiswana Migas Surakarta, Minggu, (28/4/2013)
Menurutnya, operator SPBU akan kesulitan memilih dan memilah kendaraan mana yang boleh mengisi dengan harga Rp 4.500 dan mana yang Rp 6.500.
Sebelum berhenti beroperasi, dia akan memberitahukan ke kepolisian dan instansi terkait, termasuk masyarakat.
Menurutnya pengusaha siap menghadapi lonjakan pembelian pada 5 Mei atau jelang berhenti beroperasi.
"Mau beli berapa pun tetap kami layani asalkan stok masih ada," janjinya.
Humas pengawas pom bensin di Solo Raya, Danang Romi mengatakan masyarakat pasti akan berusaha mendapatkan BBM yang harganya murah.
Dia mengatakan pengawas dan operator tidak tenang bekerja jika ada potensi kerawanan sosial. Selain itu, jika ada dua harga BBM dia mempertanyakan pengawasan seperti apa dan siapa yang mengawasi.
Sebab bukan tidak mungkin operator tergoda ikut berbuat curang dengan menjual BBM Rp 6.500 per liter padahal sebenarnya harganya hanya Rp 4.500.
Karena itu Danang juga mendukung langkah pengusaha untuk berhenti beroperasi 24 jam penuh pada 6 Mei 2013.
Manajer SPBU Sunggingan, Boyolali, Sarwono mengatakan dua harga BBM akan menyulitkan operator melayani konsumen. Masyarakat pun kesulitan karena tidak bisa mengisi di sembarang SPBU.
"Akan terjadi penyimpangan. Nanti pelat kuning tidak lagi angkat manusia, tapi mengangkut bensin," ujarnya. [rob]
KOMENTAR ANDA