post image
KOMENTAR
Penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, diawali kepedulian dan niat baik untuk mencari sumber dan data bencana tua yang pernah terjadi di negeri ini. Nah, biasanya sesuatu yang diawali dengan baik akan menghasilkan hal yang baik pula.

Demikian keyakinan Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) Andi Arief yang disampaikannya dalam pesan terbuka malam ini (Minggu, 27/4/2013). Pernyataan terbuka itu masih ada kaitannya dengan manuver 34 ahli yang digalang Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) dua hari lalu yang meminta Presiden SBY menghentikan penelitian itu.

Menurut Andi Arief, penelitian di Gunung Padang adalah bonus dari riset kebencanaan yang mereka lakukan di kawasan rawan bencana. Bukan hanya di Jawa Barat, tetapi juga di Aceh, Sumatera Barat, Jogjakarta, Jawa Timur hingg Sulawesi. Khusus untuk Gunung Padang, dalam dua tahun terakhir ia menjadi sangat menarik perhatian masyarakat luas, dalam dan luar negeri. Penelitian ini dipimpin oleh antara lain ahli gempa DR. Danny Hilman Natawidjaja dan dan mantan Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) DR. Andang Bachtiar.

Ketua IAGI saat ini, Rovicky Dwi Putrohari, menyebut Danny Hilman sebagai "ustad gempa".

"Riset mandiri ini yang menggabungkan berbagai lintas ilmu adalah sebuah berkah yang tak ternilai. Selama ini menyatukan ilmuwan itu sulit, apalagi yang mau rela berkorban waktu, tenaga, bahkan koceknya sendiri," ujar Andi Arief.

"Saya menjadi saksi bagaimana peneliti Gunung Padang dalam dua tahun ini menjadikan ini seperti bagian dari hidup dan cita-citanya. Tak kenal waktu, keluarga ditinggalkan berhari-hari, tidur bersama penjaga juru pelihara Gunung Padang, dan sebagainya," demikian Andi Arief. [rmol/hta]

FOSAD Nilai Sejumlah Buku Kurikulum Sastra Tak pantas Dibaca Siswa Sekolah

Sebelumnya

Cagar Budaya Berupa Bangunan Jadi Andalan Pariwisata Kota Medan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya