Karut-marutnya penetapan daftar caleg sementara (DCS) yang diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum membuktikan partai politik belum siap menempatkan wakilnya di parlemen.
Demikian disampaikan Koordinator Forum Masyarakat Peduli Pemilu (Formappi) Sebastian Salang di kantornya, Jalan Matraman Raya Jakarta Timur, Minggu (28/4/2013).
"Dari DCS ini tergambar jelas bahwa parpol gagal melakukan rekrutmen dan kaderisasi dalam berpolitik," katanya.
Menurut Salang, sistem administrasi dalam penetapa DCS oleh parpol masih amburadul. Sehingga, sulit memenuhi berbagai persyaratan administrasi kepemiluan termasuk administrasi caleg. Hal ini mengakibatkan partai tidak mampu mendeteksi caleg ganda di intenal maupun antar partai.
Selain itu, lanjutnya, parpol-parpol juga cenderung memilih jalan pintas dengan merekrut artis sebagai caleg yakni membuka lowongan caleg secara terbuka. Akibatnya semua orang bernafsu ingin berkuasa, meski tanpa kemampuan dan pengalaman memadai ikut mendaftar.
"Partai sangat mengandalkan popularitas artis dan caleg berduit demi mendapatkan suara yang cukup pada pemilu nanti," kata Salang.
Dia menambahkan, meski mayoritas atau sebanyak 92,3 persen caleg adalah wajah baru, hal itu tidak menjamin semua berkualitas. Sebab, proses rekrutmen yang dilakukan tidak selektif.
"Akhirnya, partai gagal membangun harapan masyarakat bahwa Pemilu 2014 bisa menghasilkan wakil yang lebih baik dari sekarang," tegasnya.[rmol/hta]
KOMENTAR ANDA