Hingga saat ini, tingkat elektabilitas Partai Golkar dan PDI Perjuangan tetap berada di puncak, dan jauh mengungguli partai-partai lain.
"Tingkat elektabilitas Partai Golkar mencapai 19,2 persen dan PDI Perjuangan mencapai 18,8 persen," kata Direktur Eksekutif Lembaga Klimatologi Politik (LKP), Usman Rachman, dalam jumpa pers di Hotel Grand Menteng, Jakarta, Minggu (28/4/2013).
Di bawah PDI-Pada Gerindra dan Hanura. Tingkat elektabilitas Gerindra mencapai 10,5 persen dan tingkat elektabilitas Hanura sebesar 8,1 persen. Sementara itu, angka elektabilitas Demokrat hanya sebesar 7,8 persen, Partai Nasdem 6,3 persen dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 5,1 persen.
Sedangkan partai lainnya berada di bawah 5 persen. Seperti, Partai Amanat Nasional (PAN) 4,6 persen, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB 4,4 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 3,9 persen, Partai Bulan Bilang (PBB) 0,9 persen dan PKPI 0,3 persen. Sisanya, sebanyak 10,1 persen belum menentukan pilihan.
Menurut Usman, ada beberapa alasan responden dalam menentukan pilihan partai. Sebanyak 29,4 persen publik memilih partai karena melihat partai tersebut komitmen membela persoalan rakyat.
Sementara itu, sekitar 18,5 persen publik memilih partai karena program kerja yang nyata; sekitar 15,3 persen karena ketua umum atau tokoh populer di partai tersebut; sekitar 8,9 persen karena ideologi partai, sekitar 7,3 persen karena trackrecord partai tersebut; dan sekitar 2,1 karena faktor lainnya. Sedangkan 18,5 persen belum menentukan pilihan.
Survei ini digelar pada tanggal 20 sampai dengan 30 Maret 2013 di 33 provinsi yang ada di seluruh Indonesia. Populasi survei ini adalah seluruh calon pemilih dalam Pemilu 2014 atau seluruh penduduk Indonesia yang minimal telah berusia 17 tahun dan/atau belum 17 tahun tetapi sudah menikah.
Sementara itu, jumlah sampel dalam survei ini sebanyak 1.225 responden, yang diperoleh melalui teknik pengambilan sampel secara berjenjang atau multistage random sampling. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen, dengan margin of error plus minus 2,8 persen.
Sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara dengan responden dengan pedoman kuesioner. Survei pun dilengkapi dengan riset kualitatif dengan menggunakan media analysis untuk mengetahui alasan-alasan kualitatif yang preferensi politik responden. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA