Petugas keamanan Rusia menangkap 140 warga Muslim di sebuah mushala di Moskow pada Jumat (26/4/2013).
Penangkapan ini sebagai upaya untuk mencari kelompok milisi Islam, lapor kantor berita Rusia yang mengutip Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB).
FSB dan DInas Migrasi Federal membawa mereka yang ditangkap, termasuk 30 warga asing, ke kantor polisi dekat lokasi di wilayah utara Moskow, tulis kantor berita RIA Novosti yang mengutip FSB cabang Moskow.
Tidak ada indikasi keterkaitan antara serangan terhadap Boston Marathon pada 15 April lalu dengan penangkapan itu, meskipun hingga kini pemerintah AS tetap meyakini dua bersaudara etnis Chechnya yang tinggal di wilayah Kaukasus Utara Rusia bertanggung jawab atas meledaknya bom yang menewaskan tiga orang serta melukai 264 orang itu.
Presiden Vladimir Putin dalam siaran televisi pada Kamis mengatakan bahwa pengeboman Boston merupakan bukti bahwa sikap tegasnya terhadap milisi di Kaukasus Utara selama ini berdasar. Maka dari itu Putin merasa bahwa Rusia dan Amerika Serikat perlu bekerja sama dalam hal mengatasi kelompok milisi tersebut.
RIA Novosti melaporkan bahwa otoritas penegak hukum mengatakan sejumlah orang yang tengah berada di tempat peribadatan pada masa lalu seringkali berkaitan dengan pemberontakan milisi Islam di wilayah Kaukasus Utara.
Tetapi para kritikus mengatakan bahwa penggerebakan semacam itu sebenarnya bertujuan untuk mengusir para imigran ilegal dari bekas republik Soviet di Kaukasus Selatan dan Asia Tengah, sekaligus menunjukkan bahwa pemerintah mengambil tindakan terhadap kelompok Islamis.
RIA melaporkan bahwa mereka yang ditangkap dibawa ke kantor polisi untuk diidentifikasi dan diinterogasi. Namun, tidak ada laporan tentang seorang pun yang akan ditahan. Televisi pemerintah menayangkan gambar para pria yang berbaris menaiki sebuah bus polisi setelah ditahan.
Sebanyak 300 orang lainnya juga ditahan dalam penggerebekan serupa di St. Petersburg pada Februari lalu, meskipun sebagian besar dari mereka kemudian dibebaskan.
RIA melaporkan bahwa salah satu warga asli Chechnya pernah bergabung dengan pemberontakan setelah mengunjungi tempat peribadatan dan dilaporkan orang itu telah tewas pada Oktober 2011. Namun, FSB dan pejabat Dinas Migrasi Rusia menolak mengonfirmasi hal tersebut. [rob]
KOMENTAR ANDA