Tiga kementerian yang terkait dengan riset Gunung Padang ini sangat diduga menciptakan laporan manipulasi tehadap riset Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat.
Sejak Tim Terpadu Riset Mandiri memberi pemaparan di depan 400 ilmuwan Indonesia pada Februari 2012, ada tiga Kementerian yang berjanji akan menindaklanjuti dan membentuk tim sebagai second opinion atas riset tim terpadu.
Enam bulan lalu, Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam yang juga inisiator dari Tim Terpadu Riset Mandiri, Andi Arief, mendapatkan paper hasil riset.
Pertama dari Badan Geologi yang ditandatangani langsung oleh DR. M. Sukhyar, yang diketahui Menteri ESDM, menyatakan hasil riset bawah permukaan Gunung Padang tak ada bangunan. Andi Arief menegaskan, terjadi manipulasi karena Badan Geologi tidak pernah melakukan survei bawah permukaan Gunung Padang (sub surface).
Kedua, dari Kemenristek melalui salah seorang deputinya membuat paper yang mengutip Badan Geologi dan Arkenas. Paper ini berkesimpulan sama. Tim Ristek yang berjanji pada masyarakat akan melakukan riset sendiri, ternyata hanya meng-copy paste sehingga hasilnya nol besar.
Ketiga, Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Puslit Arkenas menyatakan tidak ada bangunan di bawah permukaan Gunung Padang berdasarkan survei jauh sebelum 2011.
"Terlihat bagaimana kualitas periset kita yang ada di kementerian. Meremehkan dan memanipulasi sebuah riset," kata Andi Arief kepada Rakyat Merdeka Online, Sabtu (27/4).
Dia menambahkan, tentu di sebuah paper bisa saja tiga kementerian itu berbohong. Tapi 12 Doktor dari berbagai bidang ilmu di Tim Terpadu Riset Mandiri yang sudah menemukan banyak bukti dengan berbagai metode dapat dipertanggungjawabkan, merasa tiga kementerian ini tak bersungguh-sungguh mengurus dunia riset dan visinya di Indonesia.
"Puslit Arkenas dengan sepengetahuan Wamendibud, juga acara persekongkolan "intelektual berpolitik' itu kemarin berkumpul dan tanpa dasar riset menyatakan riset Tim Terpadu tidak Ilmiah," tutur Andi Arief.
Andi Arief mengaku telah lama menahan diri untuk tidak mempublikasi ucapan selamat puluhan scientist dan univeritas di dunia atas salah satu riset terbaik putra-putra terbaik Indonesia ini. [rmol/hta]
KOMENTAR ANDA