post image
KOMENTAR
MBC. Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam yang juga inisiator dari Tim Terpadu Riset Mandiri, Andi Arief (foto)tidak memahami persis mengapa pertemuan di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kemarin, sampai menyatakan riset tim terpadu tidak gunakan kaidah ilmiah.

"Tidak dijelaskan tidak ilmiahnya di mana. Apakah yang dimaksud ilmiah itu adalah duplikasi riset seperti yang berulangkali dilakukan oleh peneliti atas sebuah objek seperti praktek selama ini? Ataukah yang disebut ilmiah itu adalah habisnya uang pemerintah namun proyek Trowulan gagal dibereskan Prof Munardjito?" gugat Andi Arief, Sabtu (27/4/2013).

Dia menduga, mereka ini adalah orang-orang yang bukan saja tidak ingin kemajuan masa lalu nenek moyang bangsa Indonesia diungkap. Mereka juga adalah kaki tangan pembuat sejarah.
 
"Abad 4 adalah awal sejarah kita. Mereka yang berkumpul bukan peneliti Gunung Padang. Hanya ada Lutfi Yondri yang risetnya banyak duplikasi dan merujuk pada Krom dan arkeolog sebelumnya. Ini orang paling berbahaya, anak buah Prof Munarjito yang paling setia memagari sejarah Indonesia abad 4," ucapnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.

Dia yakin, sepanjang tim terpadu riset mandiri temuannya tidak bisa dibantah maka tidak ada alasan mereka menyebut riset ini tidak berkaidah ilmiah.

"Mereka yang berkumpul di Puslit Arkenas, tidak ada sedikitpun perasaan malu terhadap terhadap kebohongan-kebohongan intelektual selama ini. Sudah berapa uang negara dihabiskan sejak Februari 2011," ungkapnya.

Mendikbud M Nuh, Wamendikbud Musliar Kasim, Menristek Gusti Muhammad Hatta, dan Menteri ESDM Jero Wacik melalui Badan Geologi, Arkenas, Deputi Ristek berani membuat paper tanpa riset ditujukan ke Setkab/stafsus bahwa tidak ada bangunan di bawah Gunung Padang.

"Mereka ini sudah tidak lagi adil sejak dalam berpikir. Kalau di Jepang, menteri-menteri ini sudah mundur. Di Indonesia? Wamendikbud harusnya sudah mundur, diikuti ketiga menteri lainnya," tegasnya.

Sementara Wamendikbud, Wiendu Nuryanti, yang sudah bertemu tim peneliti mandiri Gunung Padang beberapa waktu lalu (Selasa, 16/5) di Kantor Kemendikbud. Tim peneliti mandiri Gunung Padang diwakili Dr Budiarto Ontowirjo (peneliti di BPPT) dan Dr Lily Tjahjandari (peneliti UI).

Menurut Wiendu, temuan di Gunung Padang sudah menjadi wacana internasional. Dalam pertemuan yang juga dihadiri Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam yang juga merupakan inisiator dari tim mandiri, Andi Arief, Wiendu juga mengungkapkan bahwa Kemendikbud akan membawa temuan Gunung Padang dalam World Culture Forum (WCF 2013) yang digelar UNESCO dan bulan November 2013. Selain itu, Wiendu juga menegaskan bahwa Pemerintah telah menyiapkan program jangka panjang untuk menuntaskan penelitian di Gunung Padang. [ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa