MBC. Ratusan nelayan tradisional di Belawan tidak bisa melaut seperti biasanya. Pasalnya mereka tidak lagi mendapatkan solar untuk kebutuhan bahan bakar mesin kapal. Kondisi ini menurut para nelayan sudah terjadi sejak beberapa hari terakhir ini, sejak munculnya wacana menaikkan harga solar.
"Sejak terdengar minyak mau naik, langsung hilanglah solar untuk nelayan disini bang," kata Syamsuddin (36), salah seorang nelayan, Jum'at (26/4/2013).
Syamsuddin mengatakan, setiap kali ada isu kenaikan BBM, mereka memang kerap mengalami nasib yang sama. Padahal, solar merupakan kebutuhan utama mereka setiap hari untuk melaut. Mereka berharap kondisi ini segera berakhir.
"Intinya kalau ada solar, kami pasti melaut bang, semogalah solar bisa segera masuk lagi," ujarnya.
Sebelumnya, dari rilis yang diterima MedanBagus.Com, PT Pertamina Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) menambah suplai solar subsidi untuk lima provinsi di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut).
"Penambahan suplai itu mencapai 20 persen dari rata-rata suplai harian," kata Assistant Customer Relation Pertamina Region I, Sonny Mirath.
Disebutkan Sonny, data penyaluran normal solar subsidi SPBU di Region Sumbagut per hari sebanyak 7.259 kiloliter (kl). Perinciannya, untuk wilayah Aceh sebanyak 723 kl, Sumatera Utara 2.918 kl dan Sumatera Barat 1.098 kl. Kemudian di sebanyak 2.136 kl dan di Kepulauan Riau sebanyak 384 kl.
Disebutkan Sonny, penambahan suplai solar subsidi itu efektif dilakukan sejak Selasa (23/4/2013) lalu. Saat bersamaan, Pertamina menghimbau kepada kendaraan angkutan perkebunan, pertambangan, dan kehutanan agar bersedia mengisi solar non subsidi.
"Region I Sumbagut telah menyediakan SPBU solar nonsubsidi yang tersebar di sebagian besar wilayah Sumbagut. Dari 686 SPBU di Sumbagut telah tersedia 250 SPBU yang menyediakan solar nonsubsidi," kata Sonny.[ans]
KOMENTAR ANDA