Ratusan pelajar SMP di Kota Medan mengekpresikan diri dengan cara melakukan aksi corat-coret seragam dan berkonvoi di jalan usai menjalani Ujian Nasional (UN), Kamis (25/4/2013).
Seperti yang terlihat siang ini, sejumlah siswa SMP Harapan Medan berkonvoi menggunakan mobil mewah di Jalan Imam Bonjol. Salah satu jenis mobil yang digunakan adalah Ford Everest.
Mobil yang dikendarai siswa SMP itu terlihat mengitari sejumlah jalan protokol Medan untuk kemudian kembali lagi ke salah satu sekolah pavorit di Medan itu. Beberapa rekan mereka, baik lelaki maupun perempuan bahkan terlihat bergelantungan di pintu mobil, seolah mengabaikan keselamatan sendiri. Kap mesin mobil yang ditaksir berharga hampir Rp 400 juta itu juga tak luput dari coretan mereka.
Kalangan orang tua, merasa prihatin menyaksikan konvoi pelajar SMP itu. " Aduh, kalau aku mamak anak-anak itu, pulang udah kujewer dan kucubit pantatnya," ujar Bibah, seorang ibu rumah tangga.
Aksi corat-coret seragam dan hura-hura ini sebelumnya juga terjadi usai UN SMA. Imbauan Dinas Pendidikan Medan kepada sekolah-sekolah terkesan diabaikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Parluhutan Hasibuan sebelumnya mengimbau pihak sekolah untuk mencegah siswanya melakukan aksi hura-hura tersebut.
Menurut Parluhutan, aksi corat-coret baju bukan ritual budaya Indonesia yang mesti dilaksanakan setiap selesai UN. Meskipun alasan yang dinyatakan sebagai luapan emosi kebahagiaan karena sudah mengikuti ujian berat.
Disdik meminta sekolah-sekolah melarang siswanya melakukan aksi corat-coret seragam melalui surat edaranNo 420/4760/Dikmenjur/- 2013 tertanggal 9April 2013.
Inti dari surat edaran itu meminta Kepala SMP/SMA/SMK Negeri dan Swasta se-Kota Medan agar melarang siswa melakukan tindakan aksi corat-coret. seragam saat hari terakhir UN.
"Diharapkan kepala sekolah agar mengimbau serta memberikan arahan kepada siswa untuk tidak melakukan aksi tersebut di lingkungan sekolah maupun di tempat-tempat umum pada hari terakhir UN," begitu isi surat edaran itu.
Parluhutan juga meminta kepada orang tua siswa turut membantu mengawasi anak-anaknya agar tidak melakukan tindakan hura-hura seusai UN. Sebab, pengalaman setiap tahun aktivitas hura-hura selalu menimbulkan korban jiwa.
"Jangan sampai nanti menyesal ketika sudah terjadi. Alangkah sejak awal dicegah untuk bepergian atau kebut-kebutan," ungkapnya. [ded]
KOMENTAR ANDA