post image
KOMENTAR
Sally Qodriyah (28), guru sekolah taman kanak-kanak itu harus tewas mengenaskan di tangan suaminya sendiri, Yoni (34). Perempuan itu tewas dengan dua luka tusukan di dada hingga tembus ke jantung.

Peristiwa memilukan ini terjadi di Kampung Rawabambu RT 06/16, Kelurahan Harapanjaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi sekira pukul 05.30. Bahkan, saat tersangka melakukan eksekusi, ternyata disaksikan langsung putri sulungnya Safira, 9 dan mertua perempuannya, Aliyah yang sudah berusia lanjut.

Kakak ipar korban, Sukayat, 38, menceritakan, peristiwa tragis itu baru diketahui setelah Aliyah mendengarkan suara orang mengerang kesakitan dari dalam kamar tidur korban. Lantaran curiga, dia langsung memeriksanya.

"Mertua saya teriak minta tolong, anaknya dibunuh. Dia melihat Sally (korban) dicekik dan ditusuk perutnya," ujarnya yang saat kejadian dirinya berada di depan rumah.

Mendengar teriakan tersebut, seisi rumah langsung gempar. Keluarganya lalu menolong korban yang sudah bersimbah darah di dalam kamar tidur. Sedangkan pelaku langsung diamankan di lokasi berikut pisau dapur yang digunakan menghabisi nyawa istrinya sendiri.

Sally yang bersimbah darah, langsung dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Ananda, Bekasi Barat. Sayang, nyawanya tidak tertolong lagi. Hasil pemeriksaan tim medis, kata dia, adik iparnya tersebut menderita luka tikaman cukup parah hingga tembus ke jantung.

"Sempat dikasih oksigen, tapi meninggal karena lukanya di jantung," tambahnya.

Sementara itu, tersangka lalu diamankan ke pengurus RT setempat sebelum dilanjutkan dibawa ke Polsek Bekasi Utara. Petugas yang mendapat laporan langsung meluncur ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Dari lokasi, polisi mengamankan sebilah pisau dapur, kasus kecil, pakaian dalam korban yang berlumuran darah.

Sebelum peristiwa tragis itu terjadi, pihak keluarga sudah menduga bakal ada kejadian, sebab mereka mendapat firasat buruk.

Sukayat menceritakan, Minggu (21/04), keluarga tersangka mendatangi Sally untuk meminta rujuk setelah dua bulan pisah ranjang. Namun, Sally menolak dengan alasan tidak mau melanjutkan rumah tangga dengan tersangka meski sudah dikaruniai dua orang anak, Safira, 9 dan Abay, 3.

Kendati demikian, korban disuruh pindah, dari kamar bagian depan ke belakang. Alasannya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Semalam (kemarin malam) dia datang bersama anaknya Abay. Dari awal keluarga sudah mempunyai firasat bakal ada kejadian seperti ini, Makanya Sally dipindahin dari depan ke belakang. Ternyata kecolongan juga," tambahnya.
Pembunuhan Diduga Sudah Direncanakan

Sementara itu, tersangka Yoni (34) mengakui perbuatannya. Dia menyesal telah membunuh istrinya sendiri. Tersangka juga mengakui pembunuhan terhadap istrinya sendiri itu direncanakan setelah permintaan rujuknya ditolak. Bahkan, dia mengaku setelah membunuh istrinya, dia akan bunuh diri karena ingin mati bersama.

"Saya datang jam 7 malam bersama Abay (anak kedua) ketemu dia (korban). Saya ajak pulang nggak mau, dia malah minta cerai," kata tersangka kepada wartawan di Mapolsek Bekasi Utara, kemarin. [rob]

Kuasa Hukum BKM: Tak Mendengar Saran Pemerintah, Yayasan SDI Al Hidayah Malah Memasang Spanduk Penerimaan Siswa Baru

Sebelumnya

Remaja Masjid Al Hidayah: Yayasan Provokasi Warga!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Hukum