MBC. Kelangkaan solar di beberapa daerah hingga kini masih terjadi. Antrean panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sudah membuat resah para pengguna BBM subsidi itu.
Tengok saja antrean solar di sejumlah SPBU di kawasan Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), Kediri, JawaTimur. Bahkan, sopir rela antre lebih dari delapan jam untuk mendapatkan solar. Antrean sepanjang minimal 3 kilometer (km) di setiap SPBU ini terjadi sejak beberapa minggu lalu. Semakin parah dalam seminggu terakhir ini.
Sopir truk mengaku sejak beberapa hari ini susah mendapatkan solar. Mereka harus rela antre berjam-jam di SPBU. Sementara untuk membeli di tingkat eceran, harganya melambung tinggi.
Sopir truk, Tukiman mengaku, membawa muatan jagung dari Madiun untuk dikirim ke Blitar. “Tapi solarnya tidak mencukupi sehingga harus rela mengantre selama 10 jam,” kisahnya, kemarin.
Pengelola SPBU Samiran, mengaku hanya mendapatkan pasokan solar delapan ton per hari. Padahal dalam kondisi normal, bisa mendapatkan kiriman hingga 16 ton bahkan tidak dibatasi.
Pihaknya sudah mendapatkan surat edaran dari Pertamina kalau pembelian solar oleh truk dibatasi sebesar Rp400 ribu. Sementara jerigen dibatasi hanya 15 liter.
Antrean solar juga terjadi di SPBU Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Jombang, yang mengakibatkan arus lalulintas di perbatasan tiga kabupaten, yakni Kabupaten Jombang, Nganjuk dan Kediri macet hingga sepanjang 8 km.
Kelangkaan solar juga membuat puluhan pengusaha atau perajin genteng di sentra kerajinan genteng di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, tak beroperasi. Pasalnya, mesin-mesin penggilingan tanah milik para perajin tidak bisa beroperasi karena kehabisan solar.
Menteri ESDM Jero Wacik sesumbar besok (hari ini) atau lusa antrean solar subsidi di SPBU akan habis, karena pemerintah telah memerintahkan Pertamina menyalurkan penuh solar subsidi.
“Beberapa hari terakhir kan terjadi antrean truk-truk di SPBU karena mau beli solar subsidi. Solar non subsidinya ada, tapi truk-truk itu maunya tetap yang subsidi walau harus menginap di SPBU,” ucap Wacik, kemarin.
Namun, kata politisi Demokrat itu, pemerintah sudah putuskan berikutnya diberikan sedikit.
''Kita minta Pertamina pasok solar subsidi, kasihan petani, pekerja tidak ada solar. Pertamina diminta gelontorkan solar subsidi tapi dengan pengawasan ketat. Saya minta polisi, petugas SPBU, Hiswana Migas ikut awasi jangan sampai diselundupkan,'' pintanya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.
PT Pertamina (Persero) mengaku akan berusaha mengurai antrean pembeli BBM bersubsidi jenis solar yang terjadi di SPBU sesuai arahan pemerintah.
''Sesuai dengan arahan pemerintah, mulai hari ini Pertamina akan maksimal mengurai antrean pembeli solar bersubsidi di SPBU. Masyarakat tidak perlu khawatir karena pasokan solar bersubsidi aman,'' ungkap Direktur Pemasaran da Niaga Pertamina Hanung Budya, kemarin.
Hanung juga menegaskan, antrean yang terjadi belakangan ini bukan disebabkan masalah stok ataupun distribusi Pertamina.
''Stok sangat aman, tetapi untuk mendistribusikannya kepada masyarakat Pertamina mengacu pada kuota yang telah ditetapkan dalam APBN 2013,'' jelasnya.
Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menyambut baik langkah pemerintah yang akan menambah kuota solar subsidi untuk mengurangi kelangkaan dan antrean di pom bensin.
''Kita tunggu keputusan pemerintah dan lihat kondisi di lapangan. Betul tidak sudah ditambah atau belum,'' katanya kepada Rakyat Merdeka. [ans]
KOMENTAR ANDA