post image
KOMENTAR
MBC. ''Kami sudah minta KJRI New York untuk menyampaikan kepada sekitar 500 WNI di Boston yang kebanyakan mahasiswa agar waspada. Bila perlu jangan keluar rumah,'' kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Michael Tene, kemarin.

Seperti diketahui, kakak beradik dari Chechnya diduga sebagai pelaku bom Boston.

Salah satu tersangka pengeboman Boston Marathon,Tamerlan Tsarnaev (26) tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian Amerika Serikat, Jumat waktu setempat. Sementara tersangka kedua, Dzhokhar A Tsarnaev (19) hingga kini masih dalam pengejaran.

Komisioner Kepolisian Boston, Ed Davis seperti dilansir AFP, Jumat (19/4), mengingatkan warga Watertown untuk tidak pergi keluar rumah. Masyarakat diingatkan mengunci pintu rumah mereka.

Bahkan warga juga diingatkan untuk menjauh dari jendela-jendela. Soalnya polisi meyakini tersangka kedua yang masih buron ini, telah menanam bom di tempat-tempat yang tidak diketahui.

Michael Tene selanjutnya mengatakan, saat pelacakan seperti ini, WNI di sana perlu hati-hati dan waspada.

''Kita harapkan dalam pengejaran ini tidak ada korban sipil, khususnya WNI di sana,'' ujar Tene.

Berikut kutipan selengkapnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online:

Saat pengejaran seperti ini, apakah ada WNI yang menjadi korban?

Tidak ada. Setelah diadakan pemeriksaan lebih jeli lagi dari pihak pemerintahan di sana dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di New York, saya pastikan tidak ada korban dari WNI dalam pengejaran pelaku bom Boston itu.

Apa yang dilakukan KJRI di sana?
Perwakilan kita di AS sampai saat ini terus mengingatkan WNI di sana untuk berhati-hati saat pengejaran pelaku itu.

Apakah Menlu akan ke sana?
Belum tahu. Tapi Pak Menlu Marty Natalegawa sudah sampaikan duka cita yang dalam bagi keluarga korban bom dan mengecam insiden tersebut.

Selain itu, Menlu tetap memerintahkan KJRI mengecek keberadaan dan keselamatan WNI yang berada di Boston, terutama saat pengejaran pelaku saat ini.

Harapan atas insiden ini?
Kami berharap pemerintah AS bisa segera memulihkan kondisi dan situasi yang sempat menimbulkan ketakutan-ketakutan.

Kami juga berharap pelaku yang sedang dikejar itu bisa ditangkap dan segera diproses hukum sesuaidengan hukum dan aturan yang berlaku di sana, karena kejahatan ini adalah teror dan perlu dituntaskan.

Terkait ini tentunya harus menjadi perhatian kita bersama mengenai kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi di sini. Indonesia berkeyakinan pemerintah AS bisa mengungkap kejadian ini dan menghukum pelakunya serta mencegah hal serupa terjadi lagi.

O ya, setelah bom itu, apa kegiatan di Boston terganggu?
Tidak. Semua tetap berjalan seperti biasa, karena tidak berpengaruh apa-apa. Hanya saja sekarang ini warga di sana serba hati-hati karena FBI sedang memburu salah satu pelaku bom Boston tersebut.

Bagaimana keadaan saat itu?
Kacau, karena kan saat itu bom meledak di gelaran acara marathon yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari garis finish, saat itu banyak penonton juga yang menyaksikan acara itu.

Tak lama berselang ledakan susulan terjadi beberapa menit di perpustakaan. Ledakan kedua dilaporkan tidak menimbulkan korban.

Apakah motifnya juga sudah diketahui?
Motifnya sendiri masih diteliti. Tapi yang jelas ini tidak bisa dibiarkan, karena sudah mengganggu keamanan. Pemerintahan AS serius menuntaskan ini. [ans]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam