Ada tiga masalah besar yang dihadapi ketenagakerjaan Indonesia dalam penempatan di dalam dan luar negeri.
"Permasalahan tersebut mempengaruhi usaha peningkatan penempatan kerja," kata Menakertrans Muhaimin Iskandar dalam acara "Youth Public Lecture" di FISIP UI di Depok, Jawa Barat, Kamis (18/4/2013).
Masalah pertama, kata Muhaimin, adalah kesempatan kerja yang terbatas. Situasi perekonomian Indonesia pada tahun yang akan datang dipenuhi tantangan berat dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Eropa saat ini dan berbagai persoalan di dalam negeri.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terkahir ini memang mengalami kemajuan, tumbuh 6,3 persen pada 2012 dan pada 2013 ini diperkirakan akan tumbuh antara 6,3 persen hingga 6,5 persen.
Namun, katanya, pertumbuhan ekonomi tersebut belum mampu menyerap angkatan kerja yang masuk ke dalam pasar kerja dan jumlah pengaggur yang telah ada.
Masalah kedua, kata Menakertrans, rendahnya kualitas angkatan kerja. Berdasarkan data BPS Agustus 2012, rendahnya kualitas angkatan kerja terindikasi dari perkiraan komposisi angkatan kerja yang sebagian besar berpendidikan SD ke bawah yang mencapai 47,37 persen.
Angkatan kerja lulusan SMP 18,57 persen dan Diploma satu hingga sarjana hanya 9 persen.
"Ini tentunya berdampak pada daya saing dan kompetensi tenga kerja secara menyeluruh dalam memperoleh kesempatan kerja baik didalam maupun luar negeri," ujarnya.
Sedangkan permasalahan ketiga adalah besarnya pengangguran.
Meskipun tingkat pengangguran terbuka secara nasional sudah menurun dari 6,56 persen pada Agustus 2011 menjadi 6,14 persen pada bulan yang sama tahun 2012, namun pengangguran usia muda yang hanya tamat SD dan SLTP memiliki persentase terbesar.
Menyikapi hal itu, tambah Muhaimin, pemerintah berupaya menciptakan kesempatan kerja formal seluas-luasnya, mempermudah perpindahan dari produktivitas yang lebih tinggi, dan meningkatkan kesejahteraan pekerja yang masih bekerja pada sektor informal sesuai dengan prinsip pasar kerja yang fleksibel. [rob]
KOMENTAR ANDA