post image
KOMENTAR
MBC. Yenny Wahid, Ketua Umum Partai Kedaulatan Bangsa dan Indonesia Baru (PKBIB) melarang kader-kadernya bergabung ke PKB dan PKS.

''Silakan bergabung ke partai mana saja, asalkan jangan bergabung ke PKB dan PKS,’’ tegas Yenny Wahid, kemarin.

Bahkan, lanjut putri Gus Dur itu, pihaknya akan memfasilitasi kader PKBIB agar bergabung ke partai lain. Yang penting jangan bergabung ke PKB dan PKS.  

''Saya durhaka sama orangtua bila saya izinkan kader PKBIB bergabung ke PKB,’’ ujarnya.

Berikut laporan selengkapnya, sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online:

Kenapa sampai durhaka?
Gus Dur dulu kan pernah dilengserkan melalui Muktamar PKB di Ancol. Ini yang ingin kita ubah. Proses ini harus dibatalkan dulu. Tentunya melalui muktamar. Kalau itu tidak dibatalkan, saya durhaka dengan orangtua. Masyarakat yang akan memberikan hukuman dan penilaian. Masak ada partai yang bisa dan tega mengusir pendirinya sendiri. Saya menilai apa masih layak untuk dicoblos partai itu.

Sampai kapan larangan itu diberlakukan?
Selama PKB belum mau mengakui Gus Dur sebagai ketua umum Dewan Syuro PKB dan kehormatan Gus Dur tidak dikembalikan melalui Muktamar PKB.

Maka saya tidak bisa bergabung dengan PKB. Kehormatan orangtua saya sangat penting. Saya berpolitik tidak cari posisi.

Bukankah kalau Anda masuk PKB  bisa mengubah itu?
Mereka yang harus ubah itu, bukan saya. Sebab, mereka yang mengusir pendirinya sendiri.

Bagaimana dengan PKS, kenapa dilarang masuk partai itu?
Kalau PKS jelas berhubungan dengan visi dan misi politik kebangsaan yang memang menjadi landasan PKBIB. Kami perjuangkan kepentingan umat Islam agar Ahlusunnah Wal Jamaah. Partai-partai yang tidak usung ideologi politik berbasis Ahlusunnah Wal Jamaah tidak jadi pilihan politik bagi kami.

Lalu kenapa Anda menolak tawaran SBY?
Bahasanya bukan menolak begitu, saya memilih tetap berada di PKBIB. Sebelumnya Pak SBY memang meminta saya masuk Partai Demokrat. Tawaran dari Demokrat datang agak terlambat.

Yang menjadi pertimbangan saya, banyak kader PKBIB yang sudah telanjur memproses pencalegan di partai lain. Kalau saya berada di Partai Demokrat, tentu saya tidak bisa mengayomi kader-kader saya di partai lain itu.

Apa tanggapan SBY?
Tidak apa-apa. Saya sudah komunikasikan ini. Saya hormat sekali dengan beliau. Terima kasih saya ucapkan kepada Pak SBY atas tawaran yang diberikan kepada saya. Beliau sangat memahaminya kok.

Apa lagi alasannya?
Selain itu, Ibu saya mendengar saya mau ditarik masuk Demokrat dan meminta saya agar melakukan konsultasi dengan sembilan ulama besar di Jawa.

Siapa saja sembilan ulama itu?
Saya tidak bisa sebut nama. Tapi secara geografis kiai-kiai itu berasal dari Madura, Banyuwangi, Jawa Tengah, Surabaya, Sidoarjo, Jawa Barat, dan lainnya.

Hasil pertemuannya apa?
Para kiai meminta saya untuk tetap berada di luar struktur partai mana pun.

Ada yang menilai Anda menolak masuk Demokrat karena tidak mendapat posisi, apa benar?
Kami tidak bicarakan masalah posisi. Saya beberapa kali bertemu dengan Pak SBY. Tidak pernah berbicara soal posisi. Sekali lagi, keputusan saya masuk atau tidak ke Demokrat bukan ditentukan posisi. Ada banyak prinsip lain yang jadi dasar, apa kami perlu bergabung atau tidak dengan parpol lain.

Bagi kami, posisi itu bukan tujuan utama berpolitik. Tapi tujuannya sebagai alat perjuangan untuk membela masyarakat. Pada saat ini alat perjuangan bermacam-macam.

Bagaimana  dengan kiai NU yang ikut Demokrat?
Tidak hanya di Partai Demokrat, kiai NU itu kan banyak sekali. Ada juga di Gerindra, PPP dan partai lainnya. Prinsip yang kami anut, kita tidak kemana-mana. Tapi ada dimana-mana.

Kalau tidak bergabung ke partai, bagaimana menyampaikan aspirasi?
Kami akan hidupkan ormas yang dulu pernah dibentuk Gus Dur, yakni Gerakan Kebangkitan Rakyat. Dengan ormas itu, kami menampung dan menyampaikan aspirasi kami nanti. Termasuk untuk memberikan masukan-masukan ke parpol manapun dalam mengusung capres 2014.

Kami memiliki visi yang taktis dalam perjuangan ke depan. Kami tetap akan memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan.
 
PKBIB juga akan terus diupayakan menjadi peserta Pemilu 2019. Kami terus melakukan konsolidasi, supaya partai ini terus berkiprah dalam politik di Indonesia. [ans]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Peristiwa