MBC. Ledakan bom yang menewaskan tiga warga di Amerika Serikat beberapa hari lalu, bikin pihak kepolisian proaktif memperketat pengamanan.
Penjagaan polisi atas kedutaan besar dan premis negara-negara sahabat pun diperkuat. Hal ini berbeda dengan permintaan pengamanan oleh Lapas Cebongan, beberapa waktu lalu di Yogyakarta.
"Begitu ada kejadian kemarin, kita secara proaktif langsung mengamankan tempat-tempat itu. Tanpa diminta, kita sudah berkewajiban menjaga negara-negara yang potensial seperti itu," kata Kepala Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Inspektur Jenderal Polisi Suhardi Alius, di Jakarta, Rabu, (17/4/2013).
Menurut Alius, pihaknya melipatgandakan pengamanan terhadap kantor kedutaan besar dan konsulat jenderal beberapa negara yang "kemungkinan" mendapat ancaman aksi terorisme. Tidak dia nyatakan perwakilan negara-negara yang "kemungkinan" mendapat ancaman aksi terorisme itu.
"Untuk mengantisipasi. Kami diminta atau tidak diminta, itu jadi kewajiban kami untuk melindungi semuanya," katanya.
Kesigapan polisi ini sangat berbeda dengan yang terjadi beberapa pekan lalu di LP Cebongan, Yogyakarta.
Saat itu polisi tidak langsung menanggapi permintaan pengamanan dari LP Cebongan, DIY, yang dititipi empat gembong preman oleh Kepolisian Daerah DIY.
Pihak LP Cebongan mengetahui keempat gembong preman itu telah sangat meresahkan masyarakat, terakhir mengeroyok hingga tewas personel TNI AD setempat, Sersan Kepala Heru Santoso.
Kepolisian Daerah DIY berkilah, penitipan keempat gembong preman itu dikarenakan sel-sel tahanan mereka sedang direnovasi. [rob]
KOMENTAR ANDA