Presiden Barack Obama menyebut serangan bom di garis finis lomba maraton itu sebagai "aksi teror" sementara polisi mengatakan sejumlah sudut di pusat kota Boston ditutup selama beberapa hari untuk keperluan investigasi penyebab sejumlah korban kehilangan anggota tubuhnya.
"Begitu anak-anak ini datang...mereka terluka begitu parah," kata David Mooney, direktur program trauma pada Rumah Sakit Anak Boston. "Menarik keluar paku dari seorang gadis cilik sungguh mengerikan."
Setidaknya sepuluh orang diamputasi karena cedera mereka, kata para petugas rumah sakit itu.
Yang termuda meninggal dunia dalam serangan itu masih berusia 8 tahun. Keluarganya mengidentifikasi dia sebagai Martin Richard dan tinggal di kawasan Dorchester.
Orang-orang meletakkan karangan bunga dan menuliskan kata "damai" di jalanan depan rumah keluarga korban.
Korban tewas kedua diidentifikasi sebagai Krystle Campbell (29) warga Medford, Massachusetts.
Korban ketiga akibat ledakan saat kegiatan Boston Marathon, Selasa (16/4), diidentifikasi sebagai warganegara (WN) China, demikian kata beberapa pejabat Konsulat China.
Pejabat dari Konsulat Jenderal China di New York mengkonfirmasi kepada Xinhua bahwa seorang WN China tewas dalam ledakan Boston Marathon, Senin, sementara seorang lagi cedera tapi ia berada dalam kondisi stabil.
Para pejabat China mengatakan WN China yang cedera diidentifikasi sebagai Zhou Danling, mahasiswa Strata 1 di Universitas Boston. Ia telah menjalani dua operasi sejak dibawa ke Boston Medical Center, dan sekarang berada dalam kondisi stabil.
Dalam investigasi awal dan penggeledahan satu apartemen, pihak berwajib mengatakan seorang mahasiswa Arab Saudi yang terluka akibat ledakan sempat dicurigai sebagai tersangka. Tak ada seorang pun yang ditangkap, kata Komisaris Polisi Boston Ed Davis.
Lalu Selasa-nya di Washington, Menteri Keamanan Dalam Negeri Janet Napolitano mengatakan tidak ada indikasi bahwa ledakan bom itu bagian dari satu komplotan besar. [rob]
KOMENTAR ANDA