post image
KOMENTAR
MBC. PDI Perjuangan menilai pemerintah belum transparan terkait dengan keputusan akan menaikkan harga premium dan solar pribadi dari Rp4500 per liter menjadi Rp6000 sampai Rp7000 per Mei mendatang.

"Pertama, harga keekonomian bensin. Itu masih penuh perdebatan di situ. Kedua, soal neraca Migas. Karena bagaimana kita mengatakan subsidi, tapi kenyataannya dalam APBN neraca Migas itu selalu surplus. Artinya, sebenarnya harga keekonomian harga bensin, salah satu komponen dari Migas, tidak dalam pengertian disubsidi," kata anggota DPR dari PDI Perjuangan Prof Hendrawan Supratikno pagi ini, Rabu (17/4/2013).

Ketiga, lanjutnya, Fraksi PDIP masih menilai bahwa banyak kebocoran dan ketidakefeisienan anggaran yang semestinya harus menjadi fokus perhatian pemerintah.

"Masak kembali rakyat yang dibebani kalau kesalahan itu ada pada perusahaan Negara, kalau kesalahan itu ada pada kebijakan pemerintah, kalau kesalahan ada pada tidak jalannya rencana projek-projek pemerintah," tandas Gurubesar Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga ini sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online. [ans]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi