Warga Muslim keturunan India di Kota Padang, Sumatera Barat, masih melestarikan tradisi "Serak Gulo" atau menebarkan gula pasir dalam rangka menyambut Maulid Sahul Hamid, Kamis, (11/4/2013).
Ketua Pelaksana, Haris Max Anwar di lokasi mengatakan, tradisi "serak gulo" itu dilaksanakan setiap tahun pada 1 Jumadil Akhir pada penanggalan Islam.
"Gula yang ditebar pada kesempatan ini mencapai satu ton lebih, diperoleh dari sumbangan masyarakat, baik warga Muslim India maupun warga etnik lainnya," kata dia.
Setelah sumbangan gula terhimpun, lanjut dia, gula dibungkus dalam ukuran kecil dalam sepotong kain berwarna warni.
Sebelum tebar gula dimulai, ritual diawali dengan doa bersama, pemasangan bendera pada bagian atas masjid dan dilanjutkan dengan tebar gula yang dilempar oleh belasan petugas di atap Masjid Muhammadan.
Saat tradisi serak gula dimulai, ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang telah menunggu sejak ba`da shalat ashar, berkejaran dan berebut ribuan kantong kecil gula.
Haris menjelaskan, tradisi "serak gulo" telah dilaksanakan sejak ratusan tahun lalu di India berawal dalam rangka memperingati maulid atau kelahiran seorang tokoh yang menyebarkan Islam di India bernama Sahul Hamid.
"Sahul Hamid sangat menyenangi yang manis-manis, oleh sebab itu tradisi ini digelar," kata Haris.
Awal kemunculan tradisi ini di Kota Padang, karena dibawa oleh warga Muslim India yang hijrah ke Padang ratusan tahun lalu, dan masih di lestarikan hingga saat ini.
Tradisi serak gula ini hanya ada ini tiga negara di dunia yakni India, Singapura dan Indonesia, dan menjadi tradisi satau-satunya di Indonesia, kata Haris.
Warga Muslim keturunan India yang ikut dalam tradisi itu, Asna mengungkapkan perasaan bangga karena tradisi tersebut masih lestari di Kota Padang.
"Dalam setiap bungkusan gula tersirat harapan dan doa, semoga nazar yang dimohonkan, dikabulkan Allah SWT," sebut Asna. [rob]
KOMENTAR ANDA