MBC. PPP berencana menggelar konvensi untuk menjaring calon presiden. Namun wacana itu dinilai hanya main-main dan tidak serius. Sebab, perolehan partai itu diyakini belum memenuhi syarat untuk mengusung capres sendirian.
"Memangnya berapa perolehan suara PPP? Siapa yang mau nyapres lewat PPP? Saya berani bertaruh, konvensi PPP tidak akan dilirik oleh bakal capres yang serius," kata pengamat politik senior dari Universitas Indonesi, Arbi Sanit, Kamis (11/4/2013).
Menurutnya, bakal capres yang memenangkan konvensi PPP belum tentu otomatis dicalonkan karena terganjal syarat presidential threshold (PT). Oleh karena itu dia yakin capres yang memiliki kapabilitas tinggi akan enggan bertarung dalam konvensi PPP.
"Untuk apa mengikuti konvensi kalau belum tentu bisa dicalonkan? Saya rasa, penggagas konvensi PPP belum paham mengenai persyaratan mencalonkan presiden," imbuhnya sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online.
PPP, lanjut Arbi, seharusnya berkoalisi sebelum mengadakan konvensi. Lain halnya bila perolehan kursi PPP melampaui syarat yang ditentukan.
"Konvensi mempersyaratkan adanya koalisi. Sebab tanpa koalisi, tidak mungkin syarat minimal tercapai. Jadi, percuma saja PPP membuat konvensi kalau tidak akan dilirik," tegasnya.
Selain itu, parpol yang tidak serius dalam konvensi dan hanya sekadar 'menyewakan perahu' kepada bakal capres akan rugi sendiri.
Demikian juga bakal capres yang menggunakan uang untuk memenangkan konvensi. Dia mengingatkan, permainan uang dalam konvensi membuat pemenangnya tidak alami. Demikian pula bila dalam konvensi ternyata sudah ada calon tertentu yang disiapkan untuk jadi pemenang.[ans]
KOMENTAR ANDA