MBC. Sejak Edhie Baskoro Yudhoyono yang biasa disapa Ibas Yudhoyono mengundurkan diri dari keanggotannya di DPR RI pertengahan Februari lalu sudah beredar desas desus tak sedap di balik keputusan itu.
Ketika mengabarkan pengunduran diri yang tiba-tiba itu Ibas mengatakan dirinya memilih untuk fokus pada posisinya sebagai Sekjen Partai Demokrat. Dia juga mengatakan, dirinya akan fokus membantu Ketua Majelis Tinggi SBY yang ketika itu mengambil alih tugas dan tanggung jawab Anas Urbaningrum sebagai ketua umum setelah Anas diminta berkonsentrasi menghadapi kasus hukumnya.
''Jika saya masih menjadi anggota DPR tugas saya tidak akan berjalan dengan baik,'' ujar Ibas saat itu.
Pengunduran diri menantu Hatta Rajasa dari DPR itu sesungguhnya disusul kemunculan berbagai spekulasi. Spekulasi yang paling ekstrem mengatakan bahwa pengunduran Ibas adalah langkah pertama untuk langkah-langkah berikutnya: pengunduran diri dari posisi sekjen dan perlahan-lahan dari partai, sebelum akhirnya menghilang dari hadapan publik.
Spekulasi tentang Ibas dikejar KPK muncul ke permukaan ketika terdengar kabar bahwa Ibas akan mengundurkan diri dan melanjutkan sekolah ke jenjang doktoral di Eropa.
Ada yang menyebutkan pengunduran Ibas ini untuk menghormati akal sehat publik yang mempertanyakan duet ayah dan anak itu di DPP partai. Ada juga yang menyebutkan, seperti sebelumnya, pengunduran diri itu sebagai batu pijakan sebelum menghilang dari kejaran KPK.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf yang dikenal sebagai loyalis keluarga Cikeas, telah meluruskan kabar kabur tentang Ibas ini.
Menurutnya, Ibas akan tetap menjabat sebagai sekjen partai sampai kongres di tahun 2015 mendatang. Di gedung DPR Selasa (9/4/2013) siang ia mengatakan belum mendengar kabar Ibas akan sekolah lagi di London, Inggris.
Sementara menurut anggota Fraksi Demokrat Ramadhan Pohan, agenda politik Ibas sulit ditebak.
''Langkah politiknya tersimpan rapi. Yang pasti tahu kan hanya Ibas, SBY dan Allah SWT,'' ujar Ramadhan Pohan.
Bagaimana dengan kabar yang mengatakan Ibas sedang dikejar KPK?
Rakyat Merdeka Online telah menghubungi Jurubicara KPK Johan Budi Senin (8/4/2013) malam lalu, dan menanyakan hal itu.
Menjawab pertanyaan itu, Johan mengatakan KPK masih mengembangkan kasus Hambalang.
''Sampai hari ini belum ada indikasi keterlibatan pihak lain selain empat tersangka yang sudah ditetapkan (sebagai tersangka oleh) KPK,'' ujarnya sambil berpesan agar pernyataannya itu dikutip lengkap.
Keempat tersangka itu adalah mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng, mantan Kepala Biro Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, Ketua Kerjasama Operasi Hambalang Adhi-Wika Muhammad Noor, dan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Ketiga orang pertama menjadi tersangka karena diduga terlibat dalam penyalahgunaan kewenangan dalam kasus ini. Sementara Anas Urbaningrum menjadi tersangka karena dianggap menyalahgunakan jabatan sebagai penyelenggara negara.
Apakah penjelasan ini sudah final?
Tentu saja belum. Andi Mallarangeng telah diperiksa KPK sebagai tersangka Selasa (9/4/2013), dan masih akan diperiksa KPK lagi untuk didengarkan keterangannya sampai dirasa cukup dan berkasnya dilimpahkan ke pengadilan. Tersangka yang lain juga masih akan diperiksa KPK, termasuk Anas Urbaningrum.
Bagaimana dengan Ibas?
Untuk sementara dapat disimpulkan kabar bungsu SBY yang juga menantu Menko Perekonomian Hatta Rajasa itu diincar KPK adalah isapan jempol belaka. [ans]
KOMENTAR ANDA