MBC. Pemilu 2014 mendatang, pemimpin gereja atau pendeta tak boleh menjadi anggota pemenangan partai politik.
''Apalagi kalau menjadi tim sukses motivasinya ekonomi. Karena honornya kan lebih tinggi dari berkhotbah. Saya bicara blak-blakan saja. Kita anjurkan jangan,'' seru Ketua Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pendeta Andreas A Yewangoe dalam jumpa pers bertema 'Satu Tahun Menjelang Pemilu' di kantor Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Cikini Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2013).
Menurutnya, dengan keikutsertaan pendeta sebagai tim sukses sebuah parpol, otomatis pendeta itu menjadi partisipan parpol. Dikhawatirkan, pada setiap khotbahnya akan menganjurkan jemaat untuk memilih salah satu pasangan capres dan cawapres atau caleg dari parpol tertentu.
Hal itu tentu saja akan mengganggu proses peribadatan yang berlangsung.
Lanjut Andreas sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online, tidak semua janji-janji yang diberikan parpol maupun capres dan cawapres akan ditepati. Hal ini tentu justru akan melemahkan posisi gereja di mata masyarakat khususnya umat pengikut gereja itu sendiri.
''Untuk itu saya mengimbau agar pendeta tidak usah ikut menjadi tim sukses pemenangan Pemilu. Sebaiknya pimpinan umat berada di atas semuanya. Ini imbauan,'' katanya. [ans]
KOMENTAR ANDA