post image
KOMENTAR
Ada yang menarik dari survei Indonesia Network Election Survei (INES) yang dilakukan selama periode 18-30 Maret, yakni mulai bergesernya suara pemilih Islam ke figur Hatta Rajasa yang hingga saat ini belum mendeklarasikan diri sebagai capres.

"Banyak konstituen capres dari PKS, PPP dan PKB yang beralih ke Hatta karena paling dianggap sebagai representasi partai Islam," kata Direktur Eksekutive INES, Sudrajat Sacawisastra, Minggu (7/4/2013).

Berdasarkan survei INES, Hatta memang memiliki elektabilitas 14,4 persen. Artinya, ada kenaikan dibanding survei Oktober tahun lalu yang menempatkan Hatta hanya dengan elektabilitas 11, 3 persen.

Nama capres lain dari parpol yang muncul adalah Wiranto. Ketua Umum Partai Hanura itu mengantongi elektabilitas 3,3 persen. Salah satu penyebab naiknya elektabilitas Wiranto adalah masuknya pengusaha Hary Tanoesoedibjo ke Hanura yang disertai pembertitaan masif tentang kegiatan Hanura lewat media-media milik bos MNC Group itu.

Sedangkan nama bekas Gubernur DKI, Sutiyoso, masuk dalam salah satu bursa capres karena lolosnya PKPI sebagai partai peserta Pemilu 2014. "Tapi elektabilitas Sutiyoso masih 0,7 persen," ucap Sudradjat.

Seiring terdongkraknya elektabilitas capres, elektabilitas parpol pun ikut terkerek. Posisi Partai Gerindra mulai mengancam PDIP yang selama ini bertengger di peringkat kedua di bawah Golkar. Dari survei INES yang dipublikasikan itu Golkar masih menjadi jawara dengan elektabilitas 19,7 persen.

Sedangkan PDIP ada di peringkat kedua dengan elektabilitas 18,5 persen, dibayangi Gerindra dengan 18,2 persen. Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) menyodok ke urutan keempat dengan elektabilitas 10,6 persen.

Namun berdasarkan elektabilitas capres, Prabowo Subianto dari Partai Gerindra berada di peringkat pertama dengan elektabilitas 39,8 persen. Angka itu melejit dibanding survei INES Oktober tahun lalu, yang menempatkan elektabilitas Prabowo pada angka 19,8 persen.

"Jadi Prabowo  punya kans yang kuat secara elektoral untuk menjadi presiden pada Pilpres 2014, apalagi didukung trend kenaikan elektabilitas Gerindra karena dipersepsikan terbersih dari kasus korupsi," kata Sudrajat.

Mengacu hasil survei terakhir INES itu, elektabilitas Megawati pun ikut terdongkrak dari 13,16 persen pada Oktober 2012 menjadi 17,2 persen pada Maret lalu. "Ini dikarenakan kerja PDIP yang makin positif dan sikap publik yang mulai bangkit kepercayaannya terhadap PDIP dan Megawati," sambung Sudradjat.

Sedangkan Aburizal Bakrie tertolong dengan maraknya iklan yang menonjolkan sosok pengusaha yang jadi capres Partai Golkar itu. Dari 7,36 persen pada survei Oktober lalu, kini elektabilitas Ical -panggilan Aburizal- naik menjadi 10, 3 persen. "Kenaikannya karena pengaruh iklan di tivi yang sangat masif," sambung Sudradjat.

Sudrajat menjelaskan, survei INES dilakukan melalui wawancara langsung terhadap 6000 responden. Margin of error pada survei itu dipatok kurang lebih 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 98 persen.

Namun demikian ia juga megaskan bahwa survei INES itu murni dengan biaya sendiri.  "Survei ini didasari atas mulai memanasnya atmosfir politik menjelang pemilu legislatif maupun Pilpres, seiring banyaknya pemberitaan parpol dan elit untuk pencitraan," pungkasnya. [rob]


 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa